Nasib Pedagang Elektronik Miris, Warga Ketakutan Beli Barang di Toko

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggerebekan imigran yang terjadi di Amerika Serikat (AS) membuat banyak masyarakat berdarah Latin takut keluar rumah. Dampaknya, toko-toko fisik sepi pembeli.

Ini dirasakan Rosa Ludena yang memiliki toko elektronik di Ironbound, Neward yang mengaku sepi pembeli. Mayoritas penduduk di sana merupakan orang Latin.

"Jika penjualan menurun, bagaimana saya membayar sewa?" keluhnya dikutip dari Reuters, Kamis (13/11/2025).

Oliver de la Garza dari organisasi nirlaba Texas Selatan bernama Proyecto Azteca mengungkapkan bisnis di pasar loak Alamo merosot setelah adanya penggerebekan di sana. Hanya tersisa setengah dari 500 pedagang yang tetap berjualan.

CEO Heineken Dolf van den Brink mengungkapkan penjualan produknya di AS tertekan. Khususnya merek yang disukai pelanggan Hispanik, masyarakat berbahasa Spanyol di AS.

Ramai-ramai Beralih ke Belanja Online, UMKM Kecil Tergusur

Akhirnya kejadian ini membuat banyak penduduk Amerika-Spanyol beralih ke pembelian secara online. Langkah ini dinilai tak mengejutkan bagi Kepala Ekonom National Retail Federation, Mark Mathews.

"Peralihan ke pembelian online tidak mengejutkan, mengingat kekhawatiran akan perubahan kebijakan imigrasi dan penegakannya," jelas Mathews.

Namun ini juga jadi tantangan bagi para pengusaha dengan skala yang lebih kecil. Mereka tak bisa bersaing dengan perusahaan besar lain di internet.

"Kami tidak bisa bersaing dengan Walmart di dunia secara harga atau kehadiran online," kata Shan, manajer Tien Rong Gift Shop di Newark.

Reuters tak bisa mengonfirmasi angka penjualan kedua bisnis itu. Namun diakui juru bicara Walmart, pelanggan toko itu berasal dari semua demografi yang memilih layanan ambil sendiri dan antar.

Tercatat pada kuartal Mei-Juli, penjualan online Walmart naik 26%. Angka itu jadi yang terbesar setelah era pandemi beberapa tahun lalu.

Terkait kebijakan penegakan hukum imigrasi, Gedung Putih mengatakan fokusnya pada upaya anti-kejahatan. Termasuk membuat AS lebih aman.

"Menjadikan komunitas Amerika lebih aman, menciptakan lingkungan yang semua bisnis bisa berkembang dalam jangka panjang dan pelanggan merasa aman." kata Gedung Putih.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article TikTok Shop & Tokopedia Punya 8 Juta Afiliator, Dorong UMKM Makin Cuan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |