Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto berencana untuk menambah jumlah impor liquefied petroleum gas (LPG) dari Amerika Serikat (AS). Hal itu akan dilakukan pemerintah sebagai respon kebijakan tarif resiprokal Presiden AS, Donald Trump terhadap Indonesia sebesar 32%.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia dengan AS sudah surplus sekitar US$ 14 miliar hingga US$ 15 miliar setara Rp 235,1 triliun hingga Rp 251,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.800 per US$).
"Bahwa akan dilakukan beberapa langkah-langkah strategis terkait dengan kondisi surplus nilai perdagangan Indonesia terhadap Amerika yang kurang lebih sekitar US$ 14 miliar sampai US$ 15 miliar menurut data BPS," kata Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (14/4/2025).
Bahlil menyebutkan, pihaknya telah mendapat arahan langsung dari Presiden untuk melihat potensi barang apa saja yang bisa dibeli dari AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Khusus di sektor energi, Bahlil mengungkapkan sekitar 54% impor LPG RI saat ini berasal dari AS.
"Nah, khususnya di sektor ESDM, memang 54% impor kita LPG itu dari Amerika," kata Bahlil.
Sementara, porsi impor minyak mentah RI dari Amerika Serikat selama ini hanya sekitar 4 persen dari keseluruhan impor. Adapun, impor migas untuk konsumsi dalam negeri selama ini berasal dari Singapura, Timur Tengah, Afrika, hingga Amerika Latin.
Lantas, berapa besar sebenarnya RI sudah mengimpor LPG dari AS selama ini?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-Desember 2024 RI mengimpor Liquefied Propane and Butane alias LPG sebanyak 3,94 miliar kilo gram (kg) atau sekitar 3,94 juta ton dari Amerika Serikat.
Adapun nilai impor LPG dari AS selama 2024 tersebut tercatat mencapai US$ 2,03 miliar atau sekitar Rp 32,22 triliun (kurs rata-rata sepanjang 2024 Rp 15.847 per US$).
Selain LPG, RI ternyata juga mengimpor minyak mentah (crude) dari AS. Namun, sepanjang 2024 impor minyak dari AS tercatat 668,47 juta kg dengan nilai sebesar US$ 430,87 juta atau sekitar Rp 6,8 triliun.
BPS mencatat, total impor LPG, liquefied propane dan butane, sepanjang 2024 tercatat mencapai 6,89 miliar kg atau 6,89 juta ton. Adapun total nilai impor LPG pada 2024 tercatat mencapai US$ 3,79 miliar.
Artinya, impor LPG dari Amerika Serikat mendominasi, yakni mencapai 57% dari total volume impor LPG RI. Sementara dari sisi nilai, impor LPG dari AS mencapai 53% dari total impor LPG RI.
Seperti diketahui, Indonesia dikenakan tarif resiprokal 32% oleh Pemerintahan Donald Trump, yang diumumkan pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat.
Jika dilihat dari perdagangan AS, neraca perdagangan Paman Sam dengan Indonesia saat ini negatif (defisit) untuk tahun 2024, artinya nilai impor AS dari RI lebih besar daripada nilai ekspor AS ke RI. Dari data Gedung Putih, nilainya minus US$ 18 miliar.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pengusaha Tekstil Khawatir RI Banjir Produk Dumping & Ilegal
Next Article Video: Bangun Pabrik LPG 2 Juta Ton Demi Tekan Impor, RI Sudah Siap?