Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat penurunan emisi karbon dari sektor energi terus menunjukkan tren positif. Di mana realisasi penurunan emisi terus meningkat secara konsisten dalam lima tahun terakhir.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno memerinci pada 2020, penurunan emisi tercatat sebesar 8,78 juta ton CO2, naik menjadi 10,37 juta ton pada 2021.
Kemudian, angka tersebut kembali meningkat menjadi 13,83 juta ton pada 2022, lalu 15,32 juta ton pada 2023. Memasuki 2024, realisasi penurunan emisi melonjak signifikan menjadi 16,94 juta ton.
"Pada 2024, realisasi penurunan emisi mencapai 16,94 juta ton CO2, di mana ini melampaui target 6,07 juta ton CO2. Capaian ini menunjukkan bukan hanya keberhasilan dan program, tetapi juga efektivitas kebijakan dan upaya bersama pemangku kepentingan," kata Tri dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, dikutip Jumat (14/11/2025).
Tri membeberkan teknologi co-firing biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi salah satu strategi dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan. Program ini menunjukkan peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Setidaknya, penggunaan biomassa melalui teknologi co-firing hingga Oktober 2025 telah diaplikasikan pada 47 PLTU di berbagai wilayah. Pencapaian ini menunjukkan kemajuan yang signifikan.
"Pada saat ini, sampai dengan Oktober 2025, jumlah melonjak menjadi 47 pembangkit. Hingga Oktober 2025, volume biomassa yang berhasil digunakan melalui sistem co-firing mencapai 1,8 juta ton," kata Tri.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Tekan Emisi Karbon, MIFX Tanam 2.500 Bibit Mangrove di Pulau Harapan

2 hours ago
2
















































