Lengkap! Perusahaan RI Ini Punya Bisnis Ekosistem Baterai EV

2 weeks ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID menyebutkan Indonesia saat ini memiliki hampir semua komoditas bahan baku ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Direktur Portofolio dan Pengembangan usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengungkapkan bahwa hal itu sejalan dengan industri strategis yang ingin dibangun di dalam negeri.

"Pemerintah itu sebenarnya menetapkan industri strategisnya itu apa gitu. Nah salah satunya EV Battery Ecosystem. Nah EV Battery Ecosystem ini baru kita lihat komoditas yang ada di dalam EV Battery Ecosystem itu apa aja," ungkap Dilo dalam program Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, dikutip Rabu (26/2/2025).

Di samping itu, MIND ID melalui anggota usahanya saat ini mengolah aneka bahan baku tambang untuk pembangunan industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air. "Jadi menurut saya sih hampir semua komoditas yang relevan sama industri EV Battery Ecosystem, Alhamdulillah MIND ID itu punya semua," tegasnya.

Berbagai komoditas tambang yang dimaksud dilihat berdasarkan masing-masing produksi dari anak usaha.

Sebelumnya, Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki seluruh cadangan bahan baku untuk pembuatan baterai berbasis Nickel-Mangan-Cobalt(NMC).

"Kita bukan saja ada nickel, tapi kita juga ada tembaga, dan juga kobalt dan mangan, dan satu lagi dari segi aluminium. Jadi kita sangat memiliki potensi untuk salah satu pemain terkuat, bahkan di dunia," kata Toto dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2/2025).

Meski demikian, Toto menilai Indonesia tidak dapat berdiri sendiri dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai. Setidaknya, RI membutuhkan mitra dengan skala global, mengingat investasi, teknologi, dan pasar EV yang dibutuhkan sangat besar.

"Kenapa kita perlu kolaborasi? Karena tadi kami sampaikan investasi yang dibutuhkan sangat besar, teknologi juga diperlukan dan pasar," katanya.

Di sisi lain, Toto juga berharap agar pemerintah dapat mengatur penggunaan baterai berbasis NMC untuk mobil listrik yang dijual di Indonesia. Sebab, mayoritas 40 ribu mobil listrik yang terjual di Indonesia pada tahun 2024 menggunakan baterai berbasis Lithium Ferro Phosphate (LFP).

"Hampir 40 ribu terjual di tahun 2024 namun memang hampir 90 persennya yang berbasis LFP, jadi yang belum berbasis nickel. Nah ini suatu hal yang kelak kita mungkin harus minta dukungan juga bagaimana secara regulasi kita bisa memberikan prioritas untuk baterai-baterai yang sifatnya dari nikel yang di Indonesia memiliki resourcenya langsung," katanya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hilirisasi Mineral Terintegrasi Jadi Nyata di Bawah Mind ID

Next Article Dieng Simpan 2 'Harta Karun' Langka, Bisa Bikin RI Jadi Raja Baterai

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |