Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah menghitung jumlah barang milik negara (BMN) yang terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam acara Peluncuran Asuransi BMN Preferen dengan Pembiayaan Pooling Fund Bencana, Selasa (2/12/2025).
"Teman-teman di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, khususnya di Direktorat BMN, sedang menghitung berapa besar barang milik negara yang terkena imbas bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat," ucapnya.
Suahasil mengatakan, penghitungan aset-aset negara yang terdampak bencana di tiga wilayah itu menjadi penting karena akan digunakan untuk menghitung klaim BMN yang telah diasuransikan ke Konsorsium Asuransi BMN.
Berdasarkan catatan DJKN, total BMN yang telah diasuransikan pada tahun ini senilai Rp 61 triliun dari total nilai BMN mencapai Rp 250 triliun. Nilai BMN yang telah diasuransikan itu naik dari catatan saat pertama kalinya BMN di berbagai kementerian atau lembaga mulai diasuransikan pada 2019 yang masih senilai Rp 10,73 triliun. Nilai premi asurnasi BMN pada 2025 sebesar Rp 100 miliar.
"Dan teman-teman industri asuransi pasti kita klaim, karena memang itulah gunanya dilakukan asuransi. Jadi, sedang dihitung dengan seksama berapa jumlah aset, berapa obyeknya, rusaknya seperti apa, berapa besar nilai pertanggungan," ucap Suahasil.
"Dan pasti nanti untuk membangun kembali kita akan meminta bantuan, selain APBN sendiri yang pasti nanti akan menganggarkan, tapi juga karena itu beberapa obyek sudah diasuransikan, maka kita juga akan melakukan klaim kepada perusahaan asuransi," tegasnya.
Suahasil mengatakan, asuransi BMN menjadi sangat penting karena Indonesia terletak di Ring of Fire atau Cincin Api, yang menandakan besarnya risiko bencana wilayah di Indonesia. Maka, untuk mengurangi risiko beban pasca bencana di APBN, asuransi BMN menjadi langkah strategis.
"Kita mengatakan bahwa aset itu harus dilindungi, bahkan secara fundamental kira-kira kita mengatakan sejak 2018 itu rasa aman adalah output. Rasa aman bahwa aset kita terlindungi itu adalah output," ujar Suahasil.
(arj)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1

















































