Kebangkitan IHSG dan Rupiah Diuji Trump, Sanggup Bertahan?

1 week ago 12
  • Pasar keuangan Indonesia kompak mencatat kinerja positif setelah hancur lebur pada pekan sebelumnya
  • Wall Street ambruk pada perdagangan Senin karena kebijakan tarif Trump
  • Kebijakan tarif trump, deflasi pada Februari dan PMI diperkirakan akan menjadi penggerak sentimen hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia mencatatkan kinerja impresif pada Selasa (04/03/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbang, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan, dan Surat Berharga Negara (SBN) kembali dilirik asing.

Pasar keuangan domestik hari ini (04/03/2025) masih akan bergerak volatil dengan terdapat beberapa sentimen khususnya yang datang dari luar negeri tepatnya dari Amerika Serikat (AS) dan akan memengaruhi IHSG, nilai tukar rupiah, dan imbal hasil SBN. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada n perdagangan kemarin (03/03/2025) ditutup melesat 3,97% ke posisi 6.519,66 dan kembali ke atas level psikologis 6.500.

Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp15,8 triliun dengan melibatkan 21 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,31 juta kali. Sebanyak 454 saham menguat, 162 saham melemah, dan 180 saham stagnan.

Kendati demikian, investor asing tampak masih keluar dari pasar saham Indonesia sebesar Rp137 miliar (all market).

Secara sektoral, 10 dari 11 sektor berada di zona positif. Sektor basic industrials mengalami apresiasi paling tinggi yakni 4,12% diikuti dengan infrastructures dan finance yang masing-masing menguat 3,35% dan 3,46%.

Hanya sektor healthcare yang terkoreksi tipis 0,01%.

Penguatan IHSG kemarin menjadi kabar baik setelah bursa hancur lebur pada pekan sebelumnya.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan para pelaku pasar pada Senin, (3/3/2025) mendatang. Iman menyebutkan bahwa BEI juga akan berdiskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna mencari solusi yang dapat diterapkan dalam jangka pendek.

"Kami tidak diam. Kami akan melihat langkah-langkah yang bisa diambil. Senin nanti, kami akan mengumpulkan para pelaku pasar. Sebagai SRO (Self Regulatory Organization), kami memiliki peran dalam ekosistem ini, dan kami akan berdiskusi dengan para pelaku mengenai apa yang bisa dilakukan, kata Iman di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Gedung BEI, Jakarta, Jumat, (28/2/2025).

Salah satu langkah yang sedang dipertimbangkan adalah kebijakan terkait short selling. BEI akan mendengar masukan dari para pelaku pasar guna menentukan apakah kebijakan ini dapat diterapkan dan sejauh mana dampaknya terhadap stabilitas indeks. Ia menekankan pentingnya menghadirkan kabar positif agar investor asing tidak semakin menjauh dan tetap memiliki kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia.

Sementara dari pasar mata uang, rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan kemarin sebesar 0,6% di angka Rp16.475/US$ pada hari kemarin. Posisi ini mematahkan tren pelemahan yang telah terjadi selama empat hari beruntun atau sejak 25 Februari 2025.

Apresiasi tersebut terjadi seiring dengan hilangnya momentum naiknya indeks dolar AS (DXY) setelah Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan pada hari Minggu bahwa tarif terhadap Meksiko dan Kanada masih "bersifat fleksibel," yang mengisyaratkan bahwa tarif tersebut bisa lebih rendah dari 25% yang diusulkan.

Apabila hal ini terus terjadi, maka rupiah berpotensi sedikit mengalami penguatan untuk sementara waktu.

Selanjutnya, beralih pada imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun terpantau turun ke 6,883%.

Posisi imbal hasil ini merupakan yang terendah sejak 26 Februari 2025.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini bahwa investor mulai membeli SBN Tanah Air.

Pages

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |