Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan Ukraina resmi menandatangani kesepakatan mineral logam tanah jarang atau rare eart elements pada Rabu (30/4/2025) setelah penundaan selama dua bulan. Perjanjian ini menjadi bentuk baru komitmen AS terhadap Kyiv setelah berakhirnya bantuan militer.
Mengumumkan penandatanganan kesepakatan di Washington, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan hal itu menunjukkan "komitmen kedua belah pihak untuk perdamaian dan kemakmuran abadi di Ukraina."
"Perjanjian ini memberi sinyal yang jelas kepada Rusia bahwa pemerintahan Trump berkomitmen pada proses perdamaian yang berpusat pada Ukraina yang bebas, berdaulat, dan makmur dalam jangka panjang," kata Bessent, seperti dikutip AFP pada Kamis (1/5/2025).
"Dan untuk lebih jelasnya, tidak ada negara atau orang yang membiayai atau memasok mesin perang Rusia yang akan diizinkan untuk mendapatkan keuntungan dari rekonstruksi Ukraina."
Sementara Ukraina mengatakan pihaknya mengamankan kepentingan utama setelah negosiasi yang berlarut-larut, termasuk kedaulatan penuh atas mineral tanah jarangnya sendiri, yang sangat penting untuk teknologi baru dan sebagian besar belum dimanfaatkan.
Presiden AS Donald Trump awalnya menuntut hak atas kekayaan mineral Ukraina sebagai kompensasi atas miliaran dolar senjata AS yang dikirim di bawah mantan presiden Joe Biden setelah Rusia menginvasi lebih dari tiga tahun lalu.
Meski ragu pada awalnya, Ukraina telah menerima perjanjian mineral sebagai cara untuk mengamankan investasi jangka panjang oleh Amerika Serikat, karena Trump mencoba untuk secara drastis mengurangi komitmen keamanan AS di seluruh dunia.
Di Kyiv, Perdana Menteri Denys Shmygal mengatakan di televisi nasional bahwa perjanjian itu "baik, setara, dan menguntungkan."
Dalam sebuah posting di Telegram, Shmygal mengatakan bahwa kedua negara akan membentuk Dana Investasi Rekonstruksi dengan masing-masing pihak memiliki hak suara 50 persen.
"Ukraina mempertahankan kendali penuh atas lapisan tanah bawah, infrastruktur, dan sumber daya alamnya," katanya.
Menanggapi kekhawatiran utama Kyiv, ia mengatakan Ukraina tidak akan diminta untuk membayar kembali "utang" apa pun untuk senjata AS senilai miliaran dolar dan dukungan lainnya sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.
"Keuntungan dana tersebut akan diinvestasikan kembali secara eksklusif di Ukraina," katanya.
Trump awalnya menginginkan kekayaan mineral senilai US$500 miliar (Rp8.287 triliun) atau sekitar empat kali lipat dari yang telah disumbangkan Amerika Serikat ke Ukraina sejak perang.
Trump juga menolak memberikan jaminan keamanan ke Ukraina dan telah menolak aspirasinya untuk bergabung dengan NATO. Namun Trump mengatakan pada Rabu bahwa kehadiran AS di lapangan akan menguntungkan Ukraina.
"Kehadiran Amerika, menurut saya, akan menjauhkan banyak aktor jahat dari negara ini atau setidaknya dari area tempat kami melakukan penggalian," kata Trump pada rapat kabinet.
Trump telah mendesak penyelesaian di mana Ukraina akan menyerahkan sebagian wilayah yang direbut Rusia, yang telah menolak tawaran yang didukung AS untuk gencatan senjata setidaknya selama 30 hari.
Ukraina memiliki sekitar 5% sumber daya mineral dan tanah jarang dunia, menurut berbagai perkiraan. Namun, pekerjaan belum dimulai untuk memanfaatkan banyak sumber daya dan banyak lokasi berada di wilayah yang sekarang dikuasai oleh pasukan Rusia.
Khususnya, Ukraina memiliki sekitar 20% grafit dunia, bahan penting untuk baterai listrik, menurut Biro Penelitian Geologi dan Pertambangan Prancis. Ukraina juga merupakan produsen utama mangan dan titanium, dan menyatakan memiliki deposit litium terbesar di Eropa.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Respons Gencatan Senjata, Zelenskyy Siap Negosiasi Krimea
Next Article Dilantik Senin, Ini Sederet Skandal Trump: Penipuan Pajak-Model Porno