Kapal Perang China Wara-wiri Dekat Tetangga RI, Menhan Waspada

3 weeks ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Australia dan China kembali meningkat setelah tiga kapal perang Angkatan Laut China terdeteksi berlayar di perairan dekat pesisir timur tetangga RI tersebut. Pemerintah Australia menyebut keberadaan kapal-kapal ini sebagai "kejadian yang tidak biasa", meskipun tetap dalam batas hukum internasional.

Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, memastikan bahwa pihaknya terus mengawasi setiap pergerakan kapal perang China tersebut.

"Kami mengamati mereka dengan sangat cermat dan akan memastikan bahwa setiap langkah mereka tetap dalam pemantauan kami," kata Marles kepada Sky News, Kamis (20/2/2025).

"Ini bukan pertama kalinya terjadi, tetapi tetap merupakan peristiwa yang tidak biasa," tambahnya.

Menurut laporan Kementerian Pertahanan Australia, tiga kapal perang China-terdiri dari satu fregat, satu kapal penjelajah, dan satu kapal tanker logistik-terdeteksi minggu lalu di perairan dekat daratan Australia.

Sejak itu, ketiga kapal ini terus bergerak menelusuri pesisir timur Australia, jalur yang jarang dilewati oleh kapal-kapal militer China di wilayah tersebut.

Meskipun pergerakan ini tidak dianggap sebagai ancaman langsung bagi Australia, keberadaannya tetap menimbulkan kewaspadaan tinggi di kalangan militer dan pemerintah.

"Mereka tidak menimbulkan ancaman, tetapi tetap menjadi perhatian kami," tegas Marles.

"Mereka beroperasi sesuai dengan hukum internasional, tetapi tetap merupakan peristiwa yang perlu dicermati."

Keberadaan kapal perang China ini muncul hanya beberapa hari setelah Australia mengecam Beijing atas aksi militer yang dianggap tidak aman di Laut China Selatan.

Pemerintah Australia menuduh sebuah jet tempur China menjatuhkan suar di dekat pesawat Angkatan Udara Australia, yang saat itu sedang berpatroli di wilayah sengketa tersebut.

Namun, China segera membalas tuduhan tersebut dengan menyatakan bahwa pesawat Australia telah "melanggar kedaulatan China dan membahayakan keamanan nasional China."

Peristiwa ini hanyalah salah satu dari serangkaian insiden berbahaya antara pasukan militer China dan Australia dalam beberapa tahun terakhir, yang makin memperumit hubungan kedua negara.

Pada 2024, sebuah jet tempur China dicegat setelah memotong jalur helikopter Seahawk milik Australia di wilayah udara internasional. Jet tempur China diduga menembakkan suar di depan jalur penerbangan helikopter, yang berisiko mengganggu navigasi dan keselamatan penerbangan.

Pada 2023, sebuah kapal perusak (destroyer) China dituduh menyerang penyelam Angkatan Laut Australia dengan gelombang sonar bertekanan tinggi di perairan Jepang. Akibatnya, beberapa penyelam mengalami luka ringan akibat gangguan sonar bawah air tersebut.

Kerja Sama Pertahanan

Sebagai respons atas meningkatnya aktivitas militer China di wilayah tersebut, Australia telah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan sekutu-sekutunya, terutama Amerika Serikat dan Inggris.

Pada 2023, Australia mengumumkan rencana untuk memperoleh kapal selam nuklir sebagai bagian dari pakta pertahanan AUKUS, sebuah aliansi strategis antara Australia, Amerika Serikat, dan Inggris yang bertujuan untuk menyeimbangkan kekuatan militer di kawasan Indo-Pasifik.

Selain itu, Australia juga memperluas latihan militer bersama dengan negara-negara mitra seperti Jepang, India, dan Filipina, sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan interoperabilitas pasukan dalam menghadapi potensi ancaman di kawasan ini.

Meskipun demikian, pemerintah Australia tetap berusaha menjaga jalur diplomasi terbuka dengan Beijing, meskipun hubungan kedua negara seringkali terganggu oleh perselisihan perdagangan, isu hak asasi manusia, serta klaim teritorial di Laut China Selatan dan Pasifik Barat.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: China Krisis Populasi, Angka Pernikahan Turun & Perceraian Naik

Next Article Ada 'Kiamat' Baru di Australia, Warga Terancam Gak Punya Rumah

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |