Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Melansir dari Refinitiv, pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (16/9/2025) rupiah menguat 0,18% di posisi Rp16.375/US$, setelah pada perdagangan sebelumnya rupiah tertekan 0.18% ke level Rp16.405/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 09.00 terpantau mengalami penguatan tipis 0,07% di level 97.366. Namun, pada perdagangan kemarin, DXY ditutup melemah 0,25% ke level 97,302, sekaligus mencatatkan level penutupan terendah nya sejak Juli 2025.
Pergerakan rupiah hari ini sebetulnya mendapat angin segar dari melemahnya indeks dolar AS pada perdagangan kemarin.
Pelemahan dolar juga dipicu oleh komentar Presiden AS Donald Trump yang kembali mendesak Ketua The Fed Jerome Powell agar melakukan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif, dengan alasan perlambatan pasar perumahan. Desakan politik ini menambah tekanan terhadap The Fed yang sudah menghadapi data pelemahan pasar tenaga kerja AS.
Mengacu pada CME FedWatch Tool, pelaku pasar saat ini sepenuhnya memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun, probabilitas pemangkasan yang lebih dalam, yakni 50 basis poin, masih terbuka sekitar 5%.
"Yang terjadi saat ini adalah pasar memilih menunggu kepastian hasil FOMC. Trader cenderung menahan diri dan melakukan penyesuaian posisi menjelang pengumuman The Fed," jelas Michael Brown, analis pasar dari Pepperstone London dikutip dari Reuters.
Dengan demikian, arah pergerakan rupiah sepanjang pekan ini masih akan sangat dipengaruhi oleh hasil keputusan suku bunga The Fed, di samping sentimen domestik seperti Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang juga dijadwalkan pada hari ini hingga esok Rabu.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385