Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) yang merosot selama dua kuartal terakhir tahun ini dibanding 2024 mendapat perhatian serius dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Sebagaimana diketahui, hingga kuartal III-2025, angka FDI yang dicatat Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM masih senilai Rp 212 triliun, lebih rendah dari kuartal III-2024 yang sebesar Rp 232,7 triliun. Kondisi serupa juga terjadi pada kuartal II yang hanya Rp 202,2 triliun, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu Rp 217,3 triliun.
Purbaya mengatakan, pelemahan aliran FDI yang merosot itu tak terlepas dari kondisi lesunya perekonomian Indonesia pada periode itu, akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan otoritas terkait yang menahan laju peredaran uang.
"Jadi policy memperlambat pertumbuhan ekonomi domestik waktu itu, akan juga mempengaruhi FDI secara otomatis," papar Purbaya di kawasan kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Jumat (17/10/2025).
"Karena seperti saya bilang, mereka masuk ke sini ingin menikmati kue kita. Pertumbuhan ekonomi kita dan enggak mau kalau ekonomi yang melambat kan instability. Mereka enggak mau investasi di tempat yang enggak stabil," tegasnya.
Oleh sebab itu, Purbaya memastikan, di bawah kepemimpinannya sebagai menteri keuangan sejak September 2025, kebijakan ekonomi akan terus diarahkan untuk mendorong perekonomian lebih cepat sambil menjaga stabilitas, supaya investor terus percaya diri menanamkan modalnya di dalam negeri.
"Saya pikir sih ke depan akan bisa memberi sinyal pelan-pelan bahwa kita menjalankan kebijakan ekonomi yang mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Jadi mereka akan masuk," ungkap Purbaya.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! RI Bakal Sulit Gaet Investor Asing Sepanjang 2025