Ini 10 Mata Uang Terlemah Dunia di 2025: Waduh, Ada Rupiah!

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pound Lebanon masih kokoh menempati peringkat pertama sebagai mata uang terlemah di dunia, diikuti oleh rial Iran serta dong Vietnam.

Mata uang yang pada dasarnya berfungsi sebagai alat pembayaran dan sarana utama dalam aktivitas ekonomi di suatu negara, Namun tidak semua mata uang memiliki bobot yang sama.

Mata uang dunia normalnya disandingkan dengan mata uang Utama dunia saat ini yakni dolar Amerika Serikat (AS). Meskipun mata uang Greenback tersebut tengah mengalami tren pelemahan di sepanjang 2025 ini, namun banyak mata uang dunia yang masih sangat lemah terhadap dolar AS.

Faktor yang mendorong pelemahan mata uang sangat beragam mulai dari hiperinflasi, instabilitas politik, rendahnya kepercayaan investor, tingginya beban utang, hingga strategi devaluasi terencana demi menjaga daya saing ekspor.

Merujuk data Refinitiv, pound Lebanon (LBP) masih menempati posisi sebagai mata uang terlemah di dunia. Hal ini, dapat dilihat dari nilai tukar nya di penutupan perdagangan Kamis (16/10/2025), dimana nilai tukar pound Lebanon berada di level LBP 89.500/US$.

Keterpurukan pound Lebanon ini disebabkan oleh kombinasi kebijakan ekonomi yang salah arah selama beberapa dekade, sistem perbankan yang beroperasi layaknya skema Ponzi berstempelkan negara, serta korupsi dan salah urus fiskal yang kronis. Akibatnya, Lebanon kini memiliki rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi di dunia.

Pund Lebanon. (AP Photo/Hassan Ammar, File)Foto: Pund Lebanon. (AP Photo/Hassan Ammar, File)
Pund Lebanon. (AP Photo/Hassan Ammar, File)

Kondisi semakin memburuk setelah ledakan besar di Pelabuhan Beirut pada 2020 yang menghancurkan pusat ekonomi negara itu dan mempercepat kehancuran sistem keuangan nasional. Kini, inflasi Lebanon diperkirakan mencapai 200%, sementara lebih dari 80% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.

Dengan simpanan masyarakat yang masih dibekukan di bank dan harga kebutuhan pokok yang terus meroket, Pound Lebanon menjadi pengingat betapa rapuhnya stabilitas mata uang ketika korupsi, salah urus, dan krisis politik bertemu dalam satu waktu.

Sementara itu, Rial Iran (IRR) menempati posisi kedua dalam daftar mata uang terlemah di dunia, dengan berada di level IRR42.000/US$

Nilai tukar rial Iran telah mengalami penurunan tajam dari sekitar IRR 70/US$ pada awal dekade 1980-an hingga di level saat ini. Hal ini sekaligus menjadi salah satu penurunan nilai tukar paling ekstrem dalam sejarah modern.

Akar kejatuhan Rial bersumber dari sanksi ekonomi internasional yang keras, terutama terhadap ekspor minyak dan akses Iran ke sistem keuangan global. Kondisi ini menekan cadangan devisa, investasi, dan kinerja perdagangan luar negeri.

 A vendor counts money in a shop in Tehran's Grand Bazaar January 19, 2009.  REUTERS/Raheb Homavandi/File PhotoFoto: REUTERS/Raheb Homavandi
FILE PHOTO: A vendor counts money in a shop in Tehran's Grand Bazaar January 19, 2009. REUTERS/Raheb Homavandi/File Photo

Di dalam negeri, kebijakan ekonomi yang sarat subsidi dan kontrol harga justru memicu distorsi pasar dan inflasi tinggi. Sistem nilai tukar ganda yang diterapkan pemerintah menimbulkan ketidakpastian dan peluang korupsi. Sementara itu, ketegangan politik dan konflik regional membuat investor asing enggan menanam modal.

Berbeda dari Lebanon dan Iran, Dong Vietnam (VND) menjadi mata uang terlemah ketiga di dunia, yakni di level VND 23.610/US$. Namun, lemahnya mata uang Vietnam ini tidak menandakan krisis ekonomi. Sebaliknya, nilai rendah Dong justru mencerminkan strategi ekonomi yang terencana.

Pemerintah Vietnam secara bertahap melakukan devaluasi Dong sejak masa transisi dari ekonomi komunis menuju pasar bebas. Tujuannya untuk menjaga daya saing ekspor manufaktur Vietnam di pasar global. Strategi ini berhasil menjadikan Vietnam sebagai salah satu pusat industri dan ekspor terbesar di Asia Tenggara.

Ilustrasi foto ini menunjukkan uang kertas dong Vietnam di Hanoi pada tanggal 21 Mei 2019. (Manan VATSYAYANA / AFP/File Foto)Foto: Ilustrasi foto ini menunjukkan uang kertas dong Vietnam di Hanoi pada tanggal 21 Mei 2019. (AFP/MANAN VATSYAYANA/File Foto)
Ilustrasi foto ini menunjukkan uang kertas dong Vietnam di Hanoi pada tanggal 21 Mei 2019. (Manan VATSYAYANA / AFP/File Foto)

Bank Sentral Vietnam menjalankan kebijakan depresiasi terkendali untuk menjaga stabilitas makroekonomi, mendukung pertumbuhan industri, dan mempertahankan inflasi pada level moderat. Hasilnya, ekonomi Vietnam tetap tumbuh kuat meskipun mata uangnya tergolong "lemah" secara nominal.

Kini, transaksi sehari-hari di Vietnam bernilai jutaan Dong bahkan untuk pembelian barang-barang biasa, menjadikan sebagian besar warga secara teknis "jutawan" meskipun daya beli mereka relatif stabil.

Rupiah: Mata Uang Nomor 6 Terlemah di Dunia 

Diantara mata uang yang cenderung lemah dibandingkan dolar AS, rupiah tercatat sebagai salah satu mata uang dengan nilai tukar yang terlemah secara nominal. Berdasarkan data Refinitiv per Jumat (17/10/2025), rupiah menempati posisi keenam mata uang terlemah di dunia, dengan nilai tukar berada di level Rp16.575/US$.

Meskipun berada di jajaran mata uang bernilai rendah secara angka, posisi rupiah tidak mencerminkan krisis fundamental seperti yang dialami Lebanon atau Iran. Nilai tukar rupiah yang tinggi terhadap dolar AS lebih disebabkan oleh perbedaan struktur nominal dan kebijakan kurs yang dianut Indonesia, bukan karena kehilangan daya beli secara ekstrim.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |