Ini 10 "Bayi Ajaib" yang Lahir di Bursa Saham Indonesia di 2025

2 hours ago 4

Gelson Kurniawan,  CNBC Indonesia

31 December 2025 08:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar modal Indonesia sepanjang 2025 mencatatkan anomali pertumbuhan yang signifikan pada jajaran emiten baru yang melantai melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).

Antusiasme pasar yang tinggi didorong oleh kemudahan akses pendanaan dan insentif strategis bagi emiten baru, sehingga banyak korporasi berbondong-bondong masuk ke bursa.

Dukungan dari jutaan investor ritel yang sangat responsif terhadap narasi pertumbuhan masa depan serta keinginan mencari cuan menyebabkan harga saham emiten pendatang baru sering kali mengalami apresiasi tajam sesaat setelah masa penawaran berakhir.

Dominasi investor ritel di pasar sekunder menciptakan tekanan beli yang masif, terutama pada saham-saham yang memiliki jumlah saham beredar (free float) terbatas, sehingga mendorong kenaikan harga hingga ribuan persen dalam satu tahun kalender.

Berdasarkan rekapitulasi data per Desember 2025, ada 10 emiten yang baru melantai di bursa atau "bayi" yang baru lahir di bursa dengan kinerja luar biasa.

Sepuluh emiten IPO terbaik menunjukkan pertumbuhan yang jauh melampaui kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Peningkatan nilai pasar ini mencerminkan tingginya ekspektasi investor terhadap profitabilitas jangka panjang dari model bisnis yang ditawarkan oleh para emiten tersebut.

Profil Bisnis Penguasa Kapitalisasi Pasar Baru

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menjadi emiten dengan performa paling ekstrem dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 3.780,00%. Perusahaan ini merupakan pionir dalam penyediaan infrastruktur ekosistem aset digital di Indonesia. Fokus bisnis utama COIN terletak pada pengelolaan bursa berjangka kripto resmi serta penyediaan jasa kustodian atau penyimpanan aset digital secara legal.

Di posisi selanjutnya, PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan kenaikan sebesar 950,60% didorong oleh kekuatan model bisnis di sektor kesehatan premium. Perusahaan yang mengelola merek konsumsi kesehatan berbasis sarang burung walet ini berhasil melakukan penetrasi pasar yang luas, baik di dalam maupun luar negeri.

Sementara itu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) menempati urutan ketiga dengan penguatan harga sebesar 778,95%. CDIA beroperasi di sektor infrastruktur dan logistik energi maritim yang memiliki peran strategis dalam distribusi gas dan komoditas energi nasional.

Kenaikan harga yang terjadi pada emiten-emiten tersebut, termasuk pada PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang tumbuh 756,52%, menunjukkan bahwa pasar sangat menghargai perusahaan yang memiliki penguasaan aset strategis.

Lonjakan harga pada saham IPO tahun 2025 secara keseluruhan dipicu oleh kombinasi likuiditas ritel yang melimpah dan optimisme terhadap kebijakan ekonomi makro.

Pergerakan harga ini juga mengindikasikan bahwa investor cenderung mencari instrumen yang menawarkan potensi pertumbuhan tinggi di luar saham-saham blue chip konvensional.

Tinjauan Akhir Tahun dan Proyeksi ke Depan

Secara keseluruhan, data perdagangan terakhir tahun 2025 menegaskan dinamika pasar di mana kenaikan harga saham emiten baru terjadi jauh mendahului realisasi kinerjanya (price leads, fundamental follows).

Pertumbuhan masif pada emiten seperti RATU, CDIA, dan CBDK menunjukkan bahwa pasar saat ini lebih digerakkan oleh optimisme terhadap langkah strategis dan pengumuman aksi korporasi dibandingkan data keuangan historis. Hal ini mengakibatkan banyak emiten baru diperdagangkan dengan valuasi premium yang jauh di atas nilai bukunya.

Melihat keberhasilan pola ini, tahun 2026 diprediksi akan menjadi periode di mana lebih banyak perusahaan mencoba mengadopsi strategi serupa saat melantai di bursa. Tren ini akan terus didorong oleh jumlah investor pasar modal yang kian membludak, di mana peran media sosial tetap menjadi faktor krusial dalam membentuk narasi pasar ke depan.

Efek informasi yang cepat melalui platform digital diproyeksikan akan semakin memperkuat pengaruh aksi korporasi terhadap pergerakan harga saham di masa mendatang.

-

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(gls/gls)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |