JAKARTA (Waspada.id): PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat dalam sepekan ke depan akibat pemangkasan suku bunga dan rilis data ekonomi penting Amerika Serikat.
Pekan ini Bank Indonesia diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%, menandai penurunan kelima kalinya. Pemangkasan suku bunga akan menjadi salah satu sentimen utama yang mempengaruhi pasar modal Indonesia pekan ini, bersamaan dengan rilis data ekonomi penting Amerika Serikat, yaitu initial jobless claims dan proyeksi kenaikan tipis inflasi tahunan AS bulan September menjadi 3% (dari 2,9% sebelumnya).
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menegaskan, penguatan IHSG pekan ini terjadi setelah dalam perdagangan pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level All Time High di level 8.288, namun ditutup melemah sebesar (-4,14%) dengan net sell asing di pasar reguler sebesar 4,2T.
Indri menambahkan, hanya ada 1 sektor yang mengalami penguatan pekan lalu, yakni sektor Healthcare yang menguat sebesar (+2,79%), sementara sisanya mengalami pelemahan. Pelemahan terdalam dialami oleh sektor Technology yang melemah sebesar (-11,59%) akibat pelemahan saham DCII dan MLPT, dua saham yang memiliki bobot terbesar dalam indeks tersebut.
Secara lebih detail, Indri merinci sejumlah sentimen yang memengaruhi IHSG pada pekan lalu. Pertama, Ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang kembali memanas. Berawal dari China yang berencana akan membatasi ekspor tanah jarang yang berujung memicu respon dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Amerika Serikat sangat membutuhkan tanah jarang tersebut sebagai bahan baku pembuatan elektronik dan bahan baku pertahanan nasional. Donald Trump mengancam akan menetapkan tambahan tarif kepada China sebesar 100% jika China membatasi ekspor tanah jarang itu.
Kedua, Outlook pemangkasan suku bunga. Para pelaku pasar menanti pertemuan Federal Reserve pada akhir bulan nanti untuk mengetahui langkah apa yang akan diambil berikutnya terkait suku bunga. Sebesar 99% para pelaku pasar meyakini suku bunga acuan akan dipangkas sebesar 25 basis poin sementara sisanya yakin akan dipangkas 50 basis poin.
Ketiga, Rencana Menkeu menurunkan PPN ke 8%. Dari dalam negeri, Purbaya tengah mempertimbangkan penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menggerakkan sektor riil. Anggota DPR, Misbakhun, bahkan mengusulkan agar tarif PPN diturunkan menjadi 8% demi mendorong sirkulasi ekonomi domestik.
Keempat, harga emas dunia mencatatkan All Time High baru. Harga emas tembus level US$4.381/tr. oz yang didukung oleh meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, proyeksi pemangkasan suku bunga acuan, dan kondisi ekonomi Amerika Serikat yang terganggu akibat government shutdown yang terjadi.
Proyeksi dan Rekomendasi IPOT Pekan Ini
Berbicara tentang potensi market pada pekan ini (20-24 Oktober 2025), Indri mengakui kondisi pasar modal Indonesia masih akan dipengaruhi oleh sentimen yang terjadi pada pekan lalu. Para pelaku pasar kemungkinan besar akan memanfaatkan kondisi market yang sudah terkoreksi untuk mulai mengoleksi saham-saham bervaluasi menarik (bottom fishing methode).
“Kemungkinan besar, konsentrasi pasar akan cenderung melakukan diversifikasi pengalokasian dana dengan proporsi sebagai berikut: Alokasi untuk sektor sensitif dengan suku bunga (perbankan, properti, infrastruktur), mengambil momentum pada emiten-emiten komoditas terutama emas dan memanfaatkan momentum pada saham-saham konglomerasi,” tegas Indri.
Ia pun menilai IHSG akan bergerak bervariatif cenderung menguat dalam rentang support 7.730 hingga resistance 8.100.
Ada pun sejumlah sentimen yang diyakini akan menguatkan IHSG pada pekan ini, yakni pengumuman suku bunga Bank Indonesia yang diyakini akan diturunkan sebesar 25 basis poin ke level 4,5% menandakan kelima kalinya bank sentral memangkas suku bunga.
Selanjutnya ada sentimen data ekonomi Amerika Serikat seperti initial jobless claims diagendakan akan rilis pekan ini secara bersamaan dan tingkat inflasi tahunan Amerika Serikat bulan September diperkirakan akan meningkat tipis ke level 3% dari sebelumnya di level 2,9%
Merespons dinamika pasar ini, IPOT yang kini telah bertransformasi menjadi Wealth Creation Platform merekomendasikan strategi investasi yang berfokus pada saham-saham pilihan tersokong pemangkasan suku bunga dengan Booster Modal dan instrumen obligasi yang kesemuanya ini bisa dikelola dengan fitur Multi-Account untuk memisahkan setiap strategi ataupun tujuan investasi sehingga risiko lebih mudah untuk dikelola dan fitur Shared Access yang dapat digunakan keluarga dan komunitas untuk berkolaborasi dan berinvestasi bersama.
1. Buy BBCA ( Current Price: 7.500, Entry: 7.500, Target Price: 7.800 (+4,0%), Stop Loss: < 7.350 (-2,0%) dan Risk to Reward Ratio = 1 : 2,0). Saat ini BBCA dalam keadaan low risk dan berpotensi rebound. Asing juga membeli kembali saham BBCA pada akhir pekan lalu, meskipun tipis di 17,6bio.
2. Buy on Breakout BBTN (Current Price: 1.140, Entry: 1.160, Target Price: 1.230 (+6,0%), Stop Loss: < 1.130 (-2,6%), Risk to Reward Ratio = 1 : 2,3). Potensi rebound dari optimisme pemangkasan suku bunga. Level 1160 menjadi level terbaik untuk mengoleksi BBTN
3. Buy on Pullback INDY (Current Price: 2.550, Entry: 2.460 – 2.500, Target Price: 2.700 (+9,8%), Stop Loss : < 2.370 (-3,7%), Risk to Reward Ratio = 1:2,7). Emiten ini kayak buy Karena ada optimisme prospek ekspansi renewable energi dan volume transaksi yang meningkat dan stochastic oscillator belum jenuh beli.
4. Buy Obligasi FR0100. Dengan adanya proyeksi pemangkasan suku bunga, harga obligasi berkesempatan mengalami kenaikan harga dan IPOT menilai kondisi saat ini harga obligasi sudah priced in. IPOT merekomendasikan obligasi pemerintah seri FR0100 untuk dikoleksi, mengingat harganya yang masih cukup menarik dibandingkan seri bertenor 10 tahun lainnya. (id09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.