Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas lagi-lagi ambles dan meninggalkan level psikologis US$4.000 per troy ons. Harga emas merosot lebih dari 1% karena dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat.
Pada perdagangan Selasa (4/11/2025), harga emas dunia turun 1,74% di level US$3.931,78 per troy ons. Penurunan ini memperpanjang kejatuhan emas selama tiga hari beruntun dengan melemah 2,2%. Pelemahan ini juga membuat harga emas kembali meninggalkan level psikologis US$4.000 per troy ons.
Pada perdagangan hari ini Rabu (5/11/2025) hingga pukul 06.32 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,07% di posisi US$3.934,51 per troy ons.
Harga emas turun lebih dari 1% pada perdagangan Selasa karena dolar AS mencapai level tertinggi dalam tiga bulan, sementara para pelaku pasar tengah menunggu data ekonomi AS untuk mendapatkan petunjuk tentang arah kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed).
Kenaikan indeks dolar juga menjadi pemberat harga emas.
Pada perdagangan Selasa (4/11/2025), indeks dolar AS (DXY) menguat 0,35% di level 100,22. Indeks dolar (DXY) diperdagangkan pada level tertinggi dalam tiga bulan dan berhasil kembali ke level psikologis 100, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Dolar adalah musuh abadi emas. Pembelian emas dikonversi ke dolar AS sehingga kenaikan dolar membuat permintaan emas melemah.
"Dengan dolar yang mencapai titik tertinggi baru, kami melihat adanya tekanan pada pasar emas, sebagian dari penguatan dolar baru-baru ini dan tekanan di pasar emas berasal dari kecilnya kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada bulan Desember," ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Meskipun bank sentral AS memangkas suku bunga pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pemangkasan suku bunga Teh Fed di November adalah yang terakhir tahun ini. Para pelaku pasar kini melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 71% pada pertemuan The Fed 9-10 Desember, dibandingkan dengan lebih dari 90% seminggu sebelumnya, menurut data FedWatch CME Group.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yield) tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama masa ketidakpastian ekonomi.
Dengan penutupan pemerintah AS yang kemungkinan akan menjadi yang terpanjang, yang menghentikan rilis data pemerintah, investor lebih memperhatikan laporan ekonomi non-resmi, termasuk Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP. Laporan ADP untuk bulan Oktober akan dirilis pada hari Rabu.
Pernyataan dari para pejabat The Fed telah menyoroti perbedaan perspektif tentang cara mengatasi kesenjangan data saat ini.
Harga emas batangan, yang telah naik 53% tahun ini, telah turun lebih dari 9% dari rekor tertingginya pada 20 Oktober.
"Emas mulai kehilangan sedikit momentumnya sementara masih memperhitungkan kekhawatiran atas independensi The Fed dan kemungkinan stagflasi serta risiko geopolitik dan ketegangan internasional. Sebagian momentum tersebut telah mereda dalam koreksi yang sangat dibutuhkan," menurut catatan Rhona O'Connell, seorang analis di StoneX.
Pages

2 hours ago
3
















































