Gencatan Senjata Trump Buyar! Perang Tetangga RI Pecah-Warga Evakuasi

1 hour ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamboja mengevakuasi ratusan penduduk dari sebuah desa di sepanjang perbatasan yang disengketakan dengan Thailand. Ini terjadi sehari setelah baku tembak pecah antara militer kedua negara RI tersebut, yang menyebabkan satu orang tewas dan tiga orang luka-luka.

Penembakan terjadi Rabu, dua hari setelah seorang tentara Thailand kehilangan kakinya akibat ranjau darat saat berpatroli di area lain di perbatasan. Thailand menyalahkan Kamboja atas ledakan tersebut dan mengumumkan penangguhan pemenuhan ketentuan gencatan senjata yang sebagian dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Mengutip Associated Press (AP), Jumat (14/11/2025), sekitar 250 keluarga dari desa Prey Chan di provinsi barat laut Kamboja, Banteay Meanchey- tempat penembakan terjadi- dievakuasi ke sebuah kuil Buddha sekitar 30 km dari perbatasan, kata Ly Sovannarith, wakil gubernur provinsi tersebut. Desa yang sama merupakan lokasi konfrontasi yang keras namun tidak mematikan pada bulan September antara personel keamanan Thailand dan penduduk desa Kamboja.

Perlu diketahui, sengketa teritorial mengenai letak perbatasan antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut menyebabkan konflik bersenjata selama lima hari pada akhir Juli yang menewaskan puluhan tentara dan warga sipil. Meski gencatan senjata sudah disetujui, masih banyak ketentuan dari perjanjian gencatan senjata yang lebih rinci yang ditandatangani bulan lalu belum dilaksanakan.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet menyerukan penyelidikan independen atas insiden baku tembak maut Rabu, untuk memberikan keadilan bagi mereka yang terdampak penembakan. Ia mengatakan penembakan itu terjadi setelah pasukan Thailand terlibat dalam "berbagai tindakan provokatif selama berhari-hari dengan tujuan memicu konfrontasi".

"Tuduhan Kamboja bahwa Thailand memulai tembakan, memprovokasi konflik, dan melanggar gencatan senjata sepenuhnya salah. Penembakan Kamboja dari wilayah sipil sebagai perlindungan merupakan penggunaan perisai manusia, melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan, dan menunjukkan pengabaian total terhadap nyawa warga sipil Kamboja," kata juru bicara militer, Mayor Jenderal Winthai Suvaree.

Pemerintah Thailand sendiri menuntut permintaan maaf dari Kamboja atas insiden ranjau darat. Thailand juga menuntut Kamboja untuk meminta maaf, melakukan penyelidikan menyeluruh, dan menerapkan langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.

Di sisi lain, Kamis, Kementerian Pertahanan Kamboja Kamis memimpin anggota tim yang ditugaskan untuk memantau gencatan senjata di perbatasan. Tim pengamat tersebut termasuk pejabat dari ASEAN.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Breaking News: Thailand & Kamboja Resmi Gencatan Senjata di Malaysia

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |