Gelar Seminar Nasional Pusaran Urban 2025, FSRD IKJ Angkat Peran Seni Rupa dalam Transformasi Sosial di Indonesia

5 hours ago 3
Pendidikan

Gelar Seminar Nasional Pusaran Urban 2025, FSRD IKJ Angkat Peran Seni Rupa dalam Transformasi Sosial di Indonesia Dekan FSRD IKJ, Dr. Adlien Fadlia, S.Sn, M.Ds saat membuka Seminar Nasional Seni Rupa Pusaran Urban dilaksanakan secara daring, Senin (7/7/2025).

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

JAKARTA (Waspada): Peran seni rupa dalam membentuk wajah kota, memberdayakan masyarakat dan membangun ekosistem seni yang berkelanjutan menjadi kajian utama dalam Seminar Nasional Seni Rupa Pusaran Urban V, yang digelar Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta (FSRD IKJ), Senin (7/7/2025).

Seminar  Nasional Seni Rupa Pusaran Urban  adalah agenda tahunan dari FSRD IKJ dalam melaksanakan Tri Dharma Pendidikan khususnya Pendidikan Seni dan Budaya. Tema tahun ini adalah “Seni Rupa Partisipatif: Transformasi Sosial, Visual dan Ekonomi di Ruang Urban Indonesia”.  Kegiatan ini sekaligus rangkaian perayaan Dies Natalis ke-55 IKJ pada 26 Juni 2025.

“Seminar Nasional Pusaran Urban menjadi wadah penting bagi kita untuk membahas peran seni rupa dalam mentransformasi ruang urban di Indonesia. Melalui diskusi dan presentasi dari para ahli dan praktisi, kita mengeksplorasi bagaimana seni rupa partisipatif dapat menjadi katalisator perubahan sosial, visual, dan ekonomi di wilayah perkotaan, menyuarakan narasi warga, memperkuat solidaritas sosial, serta menghadirkan alternatif bagi perencanaan ruang publik yang lebih berpihak pada masyarakat,” ujar Dekan FSRD IKJ; Dr. Adlien Fadlia, S.Sn, M.Ds dalam sambutan pada pembukaan seminar.

Seminar ini menghadirkan pembicara utama Indira Estiyanti Nurjadin, M.Kn. (Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya (Indonesian Heritage Agency), dan pemilik dari D’Gallerie Jakarta yang memaparkan studi lapangan dalam ‘Seni di Tengah Kota: dari Tindakan Estetik ke Praktik Sosial, Peran Seni dalam Membangun Ruang Publik yang Inklusif’. Studi ini mengajak para seniman mural/graffiti untuk membuat karya seni di tembok RPTRA juga masyarakat untuk ikut aktif berkarya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Sehingga seni dapat menjadi media edukasi sekaligus mengangkat isu sosial yang terjadi di tengah masyarakat,” ujar Adlien.

Kurator dan akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Dr. Mikke Susanto, S.Sn., M.A menguraikan analisanya dalam ‘Kuratorial Seni Publik’ melalui bagaimana  pengalaman, gagasan, dampak dan manajemen diaplikasikan dalam seni di ruang publik.

“Dengan demikian, praktik kuratorial yang reflektif, inklusif, kolaboratif dan kontekstual dapat mereposisi seni,” ujar Mikke.

Dr. Aries Budi Marwanto, M.Sn dari ISI Surakarta mengungkap studi di Desa Juron, Sukoharjo di Jawa Tengah melalui ‘Membangun Kampung Wisata dengan Seni Partisipatoris’. Dalam hal ini, seni partisipatoris diawali dengan pendekatan emik yang mengedepankan budaya lokal, nilai/kepercayaan dan praktik budaya masyarakatnya.

Peneliti seni dari IKJ, Nicholas Wila Adi Pratama, M.Sn yang juga kandidat Doktor ISI Denpasar menganalisa seni lukis bak truk dalam ‘Pusaran Urban Menjadi Simbol Kekuatan dan Kreativitas Komunitas Truk dalam Membentuk Identitas’. Temuannya mengungkap bahwa komunitas truk merujuk pada beragam aspek yakni dinamika kota, kreativitas urban dan transformasi kota.

“Dengan demikian, melalui seni rupa partisipatif maka keterlibatan masyarakat dalam kegiatan seni diharapkan akan membuka peluang transformasi ekonomi melalui penguatan sektor ekonomi kreatif lokal, pemberdayaan komunitas, penciptaan ruang kerja dan apresiasi baru di luar sistem seni konvensional,” pungkas Nicholas. (j02)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |