
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
TAPAKTUAN (Waspada.id): Nuriati, 19, gadis belia baru tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) warga Dusun Pasar, Gampong Rotteungoh, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan dilaporkan sudah selama 3 bulan lebih hilang tak pulang-pulang ke rumahnya.
Ibu korban yang merupakan janda miskin tinggal seorang diri di gubuk kecil di pinggir gunung gampong setempat khawatir anak gadis sematawayangnya yang ditinggal ayahnya meninggal dunia saat umurnya 2 bulan itu, jadi korban perdagangan manusia (human trifficking).
“Dia (Nuriati) memberitahukan akan berangkat Banda Aceh alasan cari kerja, saya larang karena kondisi saya sudah sakit-sakitan tinggal sendiri. Tetapi diam-diam dia tetap pergi, terakhir orang melihatnya berdiri di dekat Jembatan Layang Rotteungoh,” kata Ibu Korban, Sanidar Yahya kepada Waspada.id di Tapaktuan, Kamis (21/8).
Semenjak kepergiannya pada 14 Juni 2025 lalu, ibu korban mengaku tak pernah lagi dihubungi oleh anak kandungnya itu untuk sekedar diberitahukan alamat tempat tinggalnya serta kondisi kesehatannya meskipun telepon genggam android miliknya yang dibawa sejak dari kampung dengan Nomor : 085142775810 masih aktif saat dihubungi. Terguncangnya hati seorang ibu, ditambah lagi dengan simpang siurnya informasi terkait keberangkatan korban saat itu, karena tak ada seorangpun saksi melihat korban naik kendaraan apa atau dijemput oleh seseorang tak dikenal.
Soalnya, sebelum kepergiannya korban sempat bercerita ke tetangganya akan pergi sama temannya asal Labuhanhaji dan ada informasi lagi akan pergi dengan cowoknya. Tetapi kepada ibunya korban mengaku hendak mencari kerja ke Banda Aceh.

“Memang terasa sangat aneh dan janggal, nomor HP nya masih aktif tetapi saat dihubungi maupun dikirim pesan tak pernah diangkat dan dibalas. Termasuk saat dikirim foto saya sedang terpasang infus dirawat di Puskesmas Drien Jalo Meukek beberapa waktu lalu. Saya kenal betul kepribadian putri sematawayang saya itu. Dia tak mungkin memiiki hati sekeras batu. Dari kecil semenjak bayi saya besarkan seorang diri, dia anak yatim,” ucap Sanidar terbata-bata sambil mengusap air mata di pipinya.
Karena tak kunjung pulang-pulang, pada Jumat pekan lalu ibu korban mengaku sempat berangkat ke Banda Aceh seorang diri. Dengan berbekal beberapa lembar foto anak gadisnya itu, sambil berjalan kaki ibu korban tak mengenal lelah terus bertanya kepada siapapun yang dijumpainya di tempat-tempat keramaian.
“Saya putar-putar mengelilingi Pasar Aceh, Pasar Peunayong dan sejumlah pasar lainnya karena katanya dia cari kerja ditempat jualan di pasar. Tetapi tak seorangpun yang mengenalnya,” ungkap Sanidar Yahya.
Karena itu, jika ada orang yang menemukan atau mengetahui keberadaan korban, maka Sanidar Yahya selaku ibu korban meminta agar mengbubunginya ke nomor HP +6281264717618.
“Jika anak saya masih hidup tolonglah dibawa pulang ke rumahnya saya merindukan buah hati saya. Namun jika dia sudah menjadi korban perdagangan orang, saya memohon kepada aparat penegak hukum (Kepolisian) agar mengusut kasus ini sampai tuntas dan menegakkan hukum seadil-adilnya,” pinta Sanidar Yahya. (id85)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.