FGD ASPEGAS: Peternak dan Petani Harus Gandeng Tangan Atasi Harga Dan Sulitnya Jagung

4 hours ago 3
Ekonomi

25 Desember 202525 Desember 2025

 Peternak dan Petani Harus Gandeng Tangan Atasi Harga Dan Sulitnya Jagung Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penguatan Akses Jagung Untuk Stabilisasi Harga Jagung dan Telur serta Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara,” yang diadakan beberapa pekan lalu di Gedung Yayasan Nava Dhamasekha, Pantailabu, Deliserdang, Jumat (19/12/2025).

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

PANTAILABU (Waspada.id): Dinas Pertanian Deliserdang mengusulkan kemitraan antara petani dan peternak untuk mengatasi tingginya harga dan kelangkaan jagung di pasaran, yang menjadi pemicu inflasi telur dan daging ayam di Provinsi Sumatera Utara.

Ketua ASPEGAS (Asosiasi Peternak Unggas) Deliserdang, Seng Guan, Rabu (24/12/2025), mengungkapkan, usulan tersebut disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penguatan Akses Jagung Untuk Stabilisasi Harga Jagung dan Telur serta Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara,” yang diadakan beberapa pekan lalu di Gedung Yayasan Nava Dhamasekha, Pantailabu, Deliserdang, Jumat (19/12/2025).

Melalui Kabid Tanaman Pangan Abdul Latif Saragih, SP, MSi, Kepala Dinas Pertanian Deliserdang Elinasari Nasution, SP, MM menekankan perlunya kesepakatan win-win solution antara kedua pihak. “Dinas Pertanian Deliserdang siap menjembatani dengan para petani di Deliserdang,” jelas Latif dalam acara yang dihadiri oleh berbagai narasumber, antara lain dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut, Perum Bulog Kanwil Sumut, serta pengurus dan anggota asosiasi peternak.

Data dari Perum Bulog Kanwil Sumut menunjukkan kondisi mendesak: luas dan hasil panen jagung Sumut tiap tahun menurun, sehingga kebutuhan jagung provinsi masih banyak dipenuhi dari luar. Manager Pengadaan Kanwil Perum Bulog Sumut Rusli, SE mengungkapkan, dari target serapan 80 ribu ton jagung lokal, hanya sekitar 2.000 ton yang tercapai.

“Penyaluran jagung SPHP diharapkan membantu, tapi proses pengajuannya berjenjang,” tambahnya.

Fungsional Pengawas Bibit Ternak Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut Ir. Arsat Indarto, S.Pt, MP menegaskan bahwa dinasnya bertindak sebagai koordinator pendataan penyaluran jagung SPHP dan siap membantu pengajuan. Namun, program ini masih belum mencukupi kebutuhan.

Pengurus Pinsar PPN Sumut drh. Hasan Al Aslam mengatakan, harga jagung yang kini berkisar Rp7.700–Rp7.800 per kilo membuat peternak tertekan. “Jika harga terus tinggi, kita akan mengurangi nilai masuk ayam, yang berdampak pada kurangnya ketersediaan telur – padahal permintaan sedang tinggi karena program MBG dan bencana di Sumatera,” ungkapnya.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Deliserdang Refli Sofyan Siregar, S.Pt., M.Pt menambahkan, kurangnya pasokan jagung menjadi salah satu penyumbang inflasi di Deliserdang, setelah telur dan daging ayam boiler. Ketua ASPEGASS Deliserdang Seng Guan menyoroti bahwa ketersediaan jagung yang tidak cukup sangat mempengaruhi keberlangsungan peternak di kawasan Pantai Labu.

“Program jagung SPHP membantu tapi dampaknya kecil, karena banyak peternak yang belum terjangkau,” katanya.

FGD yang diadakan ini bertujuan untuk memperkuat akses peternak terhadap jagung yang terjangkau dan berkelanjutan, mendorong stabilisasi harga jagung dan telur melalui koordinasi antar lembaga, mengidentifikasi hambatan di sektor hulu hingga hilir, serta menyusun rekomendasi strategis bagi pemerintah daerah dalam rangka mengendali inflasi pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. (*)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |