Di Bawah Hujan, Mutiara Raya Menari Menuju Tahta Juara

5 hours ago 4
Olahraga

14 Oktober 202514 Oktober 2025

Di Bawah Hujan, Mutiara Raya Menari Menuju Tahta Juara

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

Mutiara Raya tidak hanya memenangkan pertandingan. Mereka memenangkan hati. Waspada.id/ Muhammad Riza

SIGLI (Waspda.id): Langit Sigli pada Senin (13/10) malam itu seperti ikut menjadi saksi. Hujan turun deras, lampu-lampu stadion menyala redup tertimpa butiran air dan tribun Stadion Blang Paseh, Kota Sigli, Kabupaten Pidie dipenuhi wajah-wajah tegang berselimut mantel plastik dan payung seadanya.

Tetapi tidak satu pun beranjak pulang. Mereka tahu, malam ini bukan malam biasa. Malam ini adalah malam final Piala Bupati Pidie 2025, malam ketika Mutiara Raya Beureuneun menulis kisahnya sendiri.

Di balik tirai hujan, dua tim tampil dengan semangat membara. Mutiara Raya mengenakan kostum kebesaran mereka, biru tegas seperti warna laut yang menyimpan kekuatan dalam diam. Di sisi seberang, CST Ulim Pidie Jaya datang dengan tekad menghapus label “penantang” dan menjadi juara.

Peluit wasit Heri Olo terdengar nyaring. Permainan pun dimulai. Tidak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa malam ini bukan hanya tentang teknik bermain, tetapi juga tentang keberanian melawan cuaca dan tekanan.

Lapangan licin membuat bola seperti punya hidup sendiri. Long ball menjadi pilihan utama Mutiara Raya. Di barisan depan, Irfanda Usman, Abdalul Basyar, dan Muzakir Mane seperti menari di atas air, berusaha menaklukkan setiap pantulan bola liar.

“Lapangan licin itu bukan alasan. Kami sudah siap main dalam kondisi apa pun,” kata Irfanda setelah laga usai, masih mengenakan jersey basah kuyup.

Gol yang Membelah Gelap Malam

Menit ke-27 menjadi titik awal kisah kemenangan. Sebuah umpan matang dari Halim Aitam mengarah ke Irfanda. Tanpa banyak kontrol, Irfanda menyentuh bola dengan ujung sepatu kanannya. Bola meluncur pelan, membelah hujan, dan bersarang di tiang jauh. Seisi stadion pecah dalam sorak.

Tetapi CST tidak menyerah. Tujuh menit kemudian, lewat sundulan keras Khairil Anwar, skor kembali imbang. Suasana stadion bergolak. Hujan makin deras. Para pemain mulai menggigil. Namun pertandingan justru semakin panas.

Lalu, datanglah momen yang tidak akan dilupakan pendukung Mutiara Raya. Di masa tambahan waktu babak pertama, dari jarak sekitar 20 meter, Muzakir Mane melepaskan tendangan keras. Bola melesat seperti peluru, mengenai tanah basah dan memantul cepat. Khairil Zul Azhar, kiper CST, hanya bisa menatap kosong ketika bola masuk ke gawangnya. 2–1.

“Begitu bola lepas dari kaki saya, saya tahu ini akan jadi gol,” ucap Muzakir, dengan mata berbinar, seperti sedang mengulang kembali momen itu di kepalanya.

Babak kedua menjadi babak penderitaan bagi CST. Mereka menggempur dari segala arah, tapi selalu terbentur tembok pertahanan Mutiara Raya yang kokoh. Bayu Sumut dan Ayi Ramos seperti pagar baja, sedangkan di bawah mistar, Sauki Kamal menjadi sosok yang tak tergoyahkan.

Tendangan demi tendangan CST ditepisnya. Sorakan dan tepukan dari tribun mengiringi setiap penyelamatan. Dalam cuaca dingin yang menusuk, Sauki berdiri tegap. Malam itu, ia bukan sekadar kiper, ia adalah penjaga mimpi.

Waktu berjalan pelan seperti menahan napas. Peluit panjang akhirnya terdengar. Para pemain Mutiara Raya saling berpelukan. Sebagian tersungkur di tanah, menangis. Sebagian mengangkat tangan ke langit, seperti berbicara dengan hujan. Mereka juara.

Lebih dari Sekadar Piala

Trofi diserahkan oleh Bupati Pidie, H. Sarjani Abdullah. Sorak kemenangan menggema. Tapi malam itu bukan hanya tentang piala dan uang pembinaan Rp 80 juta. Lebih dari itu, ini tentang kebanggaan sebuah kota kecil, tentang anak-anak muda yang berlari di bawah hujan demi sebuah mimpi.

Muzakir Mane dinobatkan sebagai top skor dengan tiga gol, Fitian Husni dari CST menjadi pemain terbaik. Namun bagi masyarakat Beureuneun, semua pemain Mutiara Raya adalah pahlawan.

Di tribun, hujan pelan-pelan mereda. Namun nyanyian kemenangan tak berhenti. Anak-anak melompat, orang dewasa bersorak, dan langit Sigli malam itu menyimpan cerita tentang bagaimana sekelompok pemain lokal menaklukkan cuaca, lawan, dan keraguan.(id69)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |