Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengingatkan warga Jawa Barat agar waspada pada tanggal 10-11 Maret 2025 nanti. Sebab, hujan deras diprediksi akan kembali mengguyur wilayah tersebut.
Hal itu disampaikannya dalam tayangan video yang diunggah di akun Instagram resmi miliknya. Dia mengingatkan agar warga Jawa Barat semakin memiliki kesadaran menjaga lingkungan. Dan tidak hanya ribut pada saat hujan dan bencana melanda, lalu lupa saat musim kemarau.
Seperti diketahui, akibat hujan deras yang mengguyur pada Minggu (2/3/2025), sejumlah wilayah di Jawa Barat mengalami banjir hingga longsor. Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat, mulai dari Puncak, Bogor, Bekasi, Cirebon, hingga Karawang.
BNPB Indonesia mencatat, banjir melanda Kota Depok, Jawa Barat akibat hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama sejak Senin (3/3/2025). Air mulai menggenangi permukiman warga pada Selasa dini hari pukul 01.30 WIB, merendam rumah-rumah di 8 kecamatan dan 15 kelurahan.
Banjir juga merendam 25 kelurahan di 12 kecamatan di Kota Bekasi. Sebanyal 61.233 jiwa terdampak bencana ini. Sementara di Kabupaten Bekasi, dilaporkan 51.320 jiwa terdampak banjir. Demikian data per hari Selasa (4/3/2025) pukul 19.00 WIB.
Sementara di Kabupaten Karawang, hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (4/3/2025) pukul 16.00 WIB menyebabkan 10.180 jiwa terdampak. Sebanyak 375 warga mengungsi di titik Desa Karangligar, mengutip data BNPB Indonesia hari Rabu (5/3/2025) pukul 11.39 WIB.
"Saya sampaikan agar tetap waspada karena diprediksi hujan akan kembali deras sekitar tanggal 10-11 Maret 2025. Untuk itu harus tetap mengantisipasi berbagai kemungkinan," katanya, dikutip Rabu (5/3/2025).
"Dan kepada seluruh warga untuk tidak membeton seluruh resapan air, mengelola sampah dengan baik dan tidak membuangnya ke sungai. Selokan-selokan difungsikan. Karena pada akhirnya yang kita sepelekan itu suatu saat akan marah pada kita dan akhirnya kita mendapat bencana," tukasnya.
Untuk itu, Dedi berencana mulai melakukan perbaikan dengan tidak mengulangi kebijakan yang salah dan bertentangan dengan tata ruang.
"Saya akan memperbaiki apa yang jadi kekurangan dan mengevaluasi kesalahan. Agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi. Ke depan akan dilakukan penataan dan perbaikan dengan sistem pengelolaan dan pembangunan yang berwawasan lingkungan," ujar Dedi.
Dalam video berbeda yang diunggahnya, Dedi tampak geram dan mengatakan, bencana alam yang terjadi dipicu oleh ulah manusia yang menggarap suatu wilayah tidak sesuai dengan peruntukan seharusnya. Contohnya, kata dia, kawasan Puncak Bogor yang seharusnya adalah kawasan hijau justru jadi kawasan beton yang dipenuhi villa dan tempat wisata.
Belum lagi, ujar dia, perumahan-perumahan yang dulu dijanjikan nyaman, aman, justru dihantam banjir. Hal itu, cetusnya, karena penggunaan yang tidak seharusnya dan tata ruang yang tak sesuai alokasi.
Dedi pun mengajak warga agar berubah dengan begitu bencana alam tidak lagi terjadi melanda wilayah-wilayah tersebut. Hal itu disampaikannya lewat video yang diunggah di akun Instagram resmi miliknya.
"Ayo, berani nggak kita bersama-sama sulap kawasan Puncak jadi kawasan hijau lagi, bukan kawasan beton. Ributnya jangan pada waktu hujan nanti sudah musim kemarau lupa lagi. Mari kita selesaikan, tuntaskan bersama, tanpa ada kepentingan apapun kecuali konservasi," katanya, dikutip Rabu (5/3/2025).
Foto: Tembok yang jebol di Grand Galaxy Bekasi. (Dok. Istimewa via Detikcom)
Tembok yang jebol di Grand Galaxy Bekasi. (Dok. Istimewa via Detikcom)
(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bekasi Lumpuh, Ketinggian Banjir Capai Atap Rumah
Next Article Video: Dedi Mulyadi Unggul Survei Pilgub Jabar, Ini Rahasianya