Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus besar di dunia perbankan kembali dilaporkan terjadi di akhir Februari 2025 bahkan jumlah yang ditransfer menyentuh angka triliunan dolar Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari CNBC International, Citigroup secara tidak sengaja mengkreditkan US$81 triliun atau sekitar Rp1.336 kuadriliun ke akun seorang nasabah tahun lalu, padahal seharusnya hanya mengirim US$280 atau tak sampai Rp5 juta.
Kesalahan ini terjadi pada April tahun lalu dan awalnya tidak terdeteksi oleh dua karyawan. Namun, transaksi tersebut ditemukan 90 menit setelah diposting dan dibatalkan beberapa jam kemudian. Financial Times pertama kali melaporkan kejadian ini pada Jumat. Kesalahan ini juga dilaporkan ke Federal Reserve dan Office of the Comptroller of the Currency sebagai "hampir salah transfer."
Serangkaian Kesalahan Operasional
Insiden ini merupakan kesalahan terbaru yang terungkap dari bank Wall Street tersebut, yang sedang berjuang memperbaiki reputasinya akibat serangkaian kesalahan operasional dalam beberapa tahun terakhir.
"Terlepas dari kenyataan bahwa pembayaran sebesar ini sebenarnya tidak dapat dieksekusi, sistem kontrol kami segera mengidentifikasi kesalahan input antara dua akun buku besar Citi, dan kami membalikkan transaksi tersebut," kata Citi dalam pernyataan kepada NBC News. "Sistem pencegahan kami juga akan mencegah dana keluar dari bank. Meskipun tidak ada dampak pada bank atau nasabah kami, kejadian ini menegaskan kembali upaya kami untuk menghilangkan proses manual dan mengotomatisasi kontrol melalui Transformasi kami."
Citi tidak mengonfirmasi atau mengomentari jumlah kesalahan transaksi serupa yang pernah dialaminya.
Sering Terjadi "Near Miss"
Kesalahan hampir salah transfer (near miss) terjadi ketika bank memproses jumlah yang salah tetapi berhasil memulihkan dana sebelum terjadi kerugian. Tahun lalu, Citi mengalami 10 kasus near miss dengan nominal lebih dari US$1 miliar, dan 13 kasus pada tahun sebelumnya, menurut laporan tersebut.
Bank ini telah berusaha memperbaiki reputasinya sejak mengirim US$900 juta secara tidak sengaja kepada para kreditur yang tengah bersengketa dengan grup kosmetik Revlon lima tahun lalu. Kesalahan tersebut menyebabkan pemecatan mantan CEO Michael Corbat, serta denda besar dan perintah regulasi untuk memperbaiki sistemnya.
Penggantinya, Jane Fraser, telah menegaskan bahwa peningkatan sistem risiko dan kontrol merupakan prioritas utama. Namun, tahun lalu Citi masih didenda US$136 juta oleh regulator karena dinilai belum cukup progresif dalam melakukan perbaikan.
Kesalahan Terbesar dalam Sistem Perbankan
Sebelum kejadian puluhan triliun dolar AS ini, Citi Bank pernah melakukan salah transfer. Citi Bank bertindak sebagai agen pinjaman antara perusahaan kosmetik Revlon dan krediturnya. Bank seharusnya membayar US$8 juta kepada para pemberi pinjaman sebagai pembayaran bunga. Namun, pada Februari 2021, Citi Bank secara tidak sengaja mentransfer US$900 juta (sekitar INR 6.530 crores) ke para kreditur, bukan hanya jumlah bunga yang harus dibayarkan.
Kendati Citi Bank segera memberi tahu kreditur dalam waktu 24 jam, sekitar 10 kreditur masih menahan sekitar US$500 juta dan tidak mengembalikannya.
Selain itu, kasus KfW Bank juga pernah menjadi sorotan pada masanya.
KfW Bank secara tidak sengaja mentransfer sekitar 5 miliar Euro (sekitar INR 43.966 crores) ke rekening di empat bank lain. Bank tersebut mengklaim bahwa kesalahan ini terjadi akibat human error, di mana seorang programmer berpengalaman melakukan kesalahan dalam pemrograman perangkat lunak. Kesalahan ini menyebabkan sistem secara otomatis mentransfer jumlah tersebut tanpa sengaja.
Ini bukan pertama kalinya KfW melakukan kesalahan besar. Pada 2008, bank ini pernah mentransfer 320 juta Euro ke Lehman Brothers pada hari yang sama ketika bank investasi Amerika tersebut mengajukan kebangkrutan.
Karena insiden-insiden seperti ini, surat kabar populer Jerman, Bild, menjuluki KfW sebagai "Bank Paling Ceroboh di Jerman" atau "Germany's Dumbest Bank".
Bank besar lainnya yang perlu melakukan kecerobohan serupa yakni Deutsche Bank.
Pada 2018, Deutsche Bank secara tidak sengaja mentransfer 26 miliar Euro ke akun Eurex Clearinghouse milik Deutsche Boerse AG. Bank tersebut mengklaim bahwa kesalahan ini merupakan kesalahan operasional yang terjadi saat memindahkan jaminan antara akun utama Deutsche Bank dan akun Eurex milik Deutsche Bank sendiri.
Seorang juru bicara Deutsche Bank mengatakan bahwa kesalahan ini terdeteksi dalam hitungan menit dan segera diperbaiki. Ia juga menambahkan bahwa bank telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah kesalahan serupa terjadi di masa depan. Meskipun transaksi ini berhasil dibatalkan, insiden tersebut berkontribusi pada penurunan saham Deutsche Bank hingga 25% di tahun yang sama.
Sebelumnya, pada 2015, Deutsche Bank juga pernah melakukan kesalahan besar, di mana mereka mentransfer sekitar US$6 miliar ke akun seorang klien di hedge fund di AS. Dana tersebut dikembalikan keesokan harinya, namun yang menarik adalah penyebab kesalahan ini: transaksi dilakukan oleh seorang pegawai junior di departemen penjualan valuta asing saat atasannya sedang berlibur.
Kesalahan-kesalahan ini semakin menyoroti tantangan operasional dan kontrol internal yang dihadapi Deutsche Bank selama bertahun-tahun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)