Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China menolak gagasan bergabung dengan Amerika Serikat dan Rusia dalam mengurangi anggaran pertahanan mereka, meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberikan sinyal dukungan terhadap usulan tersebut.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyerukan pembicaraan trilateral dengan China dan Rusia, negara dengan belanja pertahanan terbesar kedua dan ketiga di dunia, untuk memangkas anggaran pertahanan mereka hingga 50% dan melanjutkan negosiasi denuklirisasi.
Namun, Beijing tampaknya tidak tertarik untuk mengikuti langkah ini, dengan alasan bahwa anggaran pertahanannya sudah disesuaikan dengan kebutuhan keamanan nasionalnya.
Dalam konferensi pers pada Selasa, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dengan tegas menolak ide tersebut dan menekankan bahwa China hanya mengalokasikan anggaran pertahanan sesuai dengan kebutuhan keamanan, kedaulatan, dan pembangunan damai.
"China tidak pernah terlibat dalam perlombaan senjata dengan negara manapun. Kami telah bekerja untuk perdamaian dunia melalui tindakan nyata dan membawa stabilitas serta kepastian bagi dunia," ujar Lin Jian, dilansir Newsweek, Kamis (27/2/2025).
Menurutnya, peningkatan belanja militer global dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh meningkatnya ketegangan di berbagai kawasan. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa negara-negara besar memiliki tanggung jawab untuk bekerja menuju perdamaian daripada sekadar memangkas anggaran pertahanan mereka.
Pernyataan ini muncul setelah Kementerian Luar Negeri China sebelumnya menyatakan bahwa sebagai negara dengan anggaran pertahanan terbesar di dunia, Amerika Serikat seharusnya menjadi contoh terlebih dahulu dalam mengurangi belanja militer.
Adapun dalam sebuah wawancara televisi Senin, Putin menyambut baik gagasan Trump dan menyatakan bahwa China bisa saja bergabung dalam kesepakatan itu "jika mereka menginginkannya."
Namun, respons China menunjukkan sikap berhati-hati dan skeptis terhadap langkah ini, terutama mengingat ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di berbagai belahan dunia.
Belanja Militer China
Menurut laporan terbaru dari International Institute for Strategic Studies (IISS), total belanja militer global mencapai US$2,46 triliun pada tahun lalu. China sendiri telah mengumumkan anggaran pertahanan sebesar US$236 miliar untuk 2024, naik 7,2% dari tahun sebelumnya.
Namun, beberapa analis menduga bahwa angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. American Enterprise Institute memperkirakan bahwa belanja pertahanan China bisa mencapai US$711 miliar, hampir mendekati anggaran pertahanan AS yang mencapai US$850 miliar.
China telah mempercepat modernisasi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sejalan dengan visi Presiden Xi Jinping untuk menjadikannya kekuatan militer kelas dunia pada tahun 2049, tepat pada peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China.
Pembangunan militer yang agresif ini telah memicu respons dari negara-negara tetangga seperti Jepang, India, dan Taiwan, yang juga meningkatkan anggaran pertahanan mereka untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman dari Beijing.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 'Kopdar' Via Telepon, Xi Jinping Puji Putin Sahabat Sejati
Next Article Pilpres AS Trump Vs Harris, Ini 'Pilihan' Putin-Xi Jinping-Netanyahu