China Tahan Impor, Harga Batu Bara Makin Suram

2 weeks ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melanjutkan tren pelemahan dan semakin mendekati level US$100/ton diikuti sentimen dari China yang menghentikan pembelian impor karena stok yang bertambah.

Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara pada 26 Februari 2025 tercatat sebesar US$101,4/ton atau turun 0,69% apabila dibandingkan penutupan perdagangan 25 Februari 2025 yang sebesar US$102,1/ton.

Dikutip dari hellenicshippingnews.com, perusahaan pertambangan batu bara terbesar di China dan importir utama China Shenhua Energy 601088 telah menghentikan pembelian spot batu bara impor karena stok pelabuhan bertambah.

Keputusan CHN Energy Investment Group (CEIC), perusahaan induk Shenhua, akan memengaruhi pembelian pengiriman mulai April, menurut seorang pedagang batu bara senior yang berbasis di Singapura dan dua analis, yang semuanya berbicara dengan syarat anonim.

Keputusan tersebut juga berlaku untuk pengiriman pada akhir Maret, menurut seorang pedagang batu bara yang berbasis di China.

Shenhua tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui faks.

Langkah yang diambil oleh perusahaan milik negara itu diperkirakan akan memengaruhi sekitar 1 juta ton batu bara per kuartal dan tidak berlaku untuk kontrak berjangka, menurut pedagang kedua yang berbasis di China.

Belum ada keputusan yang dibuat mengenai berapa lama penghentian impor spot akan berlangsung, kata dua pedagang tersebut.

Kendati volume yang terpengaruh kecil dalam konteks impor batu bara China sebesar 542,7 juta metric ton pada 2024, namun langkah tersebut memicu kegelisahan pasar mengenai apakah lebih banyak perusahaan akan mengikuti dan apakah penghentian impor dapat menjadi kebijakan pemerintah, menurut pedagang ketiga yang berbasis di China.

Kebijakan tersebut ditujukan untuk melindungi penjualan batu bara Shenhua di pasar domestik, kata pedagang batu bara yang berbasis di Singapura, yang tidak dapat mengingat kapan terakhir kali Shenhua menghentikan impor tersebut.

Seorang analis dengan pengalaman lebih dari 10 tahun dalam industri tersebut mengatakan ini adalah pertama kalinya Shenhua menehentikan impor semacam itu.

"Batu bara kelebihan pasokan baik di dalam negeri maupun global," kata pedagang yang berbasis di Singapura itu, seraya menambahkan bahwa pergerakan tersebut berdampak buruk pada harga batu bara impor China.

Musim dingin yang hangat dan tidak sesuai musim tahun ini telah membebani konsumsi batu bara, yang biasanya mendapat dorongan dari permintaan pemanas.

Persediaan batu bara termal di 55 pelabuhan utama China mencapai 72,92 juta ton per 21 Februari, menurut data dari konsultan Mysteel, mendekati rekor tertinggi pada Agustus 2019 sebesar 77,46 juta ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |