Cerita Saksi Hidup Terakhir Penjara Alcatraz, Bantu Penjahat Kabur

7 hours ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Charlie Hopkins, seorang mantan narapidana yang pernah mencicipi hidup di dalam salah satu penjara paling terkenal di Amerika Serikat (AS), Alcatraz. Ketika ia mengingat kembali tiga tahun yang dihabiskannya di dalam penjara tersebut, katanya, yang paling diingat adalah "ketenangan yang mematikan".

Melansir BBC, pada tahun 1955, Hopkins dikirim ke Alcatraz, penjara terkenal di pulau terpencil di lepas pantai San Francisco, setelah membuat masalah di penjara lain untuk menjalani hukuman 17 tahun karena penculikan dan perampokan.

Ketika tertidur di malam hari di selnya di pulau terpencil tersebut, katanya, satu-satunya suara yang terdengar hanyalah peluit kapal yang lewat.

"Itu suara yang kesepian. Itu mengingatkan Anda pada Hank Williams yang menyanyikan lagu itu, 'Saya begitu kesepian hingga ingin menangis," kata Hopkins, melansir dari BBC, dikutip Senin (12/5/2025).

Hopkins, yang kini berusia 93 tahun dan tinggal di Florida, mengatakan Arsip Nasional San Francisco memberitahunya, kemungkinan ia adalah mantan narapidana Alcatraz terakhir yang masih hidup. Mantan narapidana lainnya, William Baker, tampaknya masih hidup hingga tahun lalu.

Dalam wawancara dengan BBC, Hopkins menggambarkan kehidupan di Alcatraz, yang menjadi latar film The Rock tahun 1996, tempat ia berteman dengan gangster dan pernah membantu merencanakan pelarian yang gagal.

Ia dijebloskan ke penjara pada tahun 1952 di Jacksonville, Florida, atas perannya dalam serangkaian perampokan dan penculikan. Ia merupakan bagian dari kelompok yang menyandera orang-orang untuk melewati blokade jalan dan mencuri mobil.

Di Alcatraz, Hopkins memiliki beberapa tetangga yang terkenal. Fasilitas tersebut menampung banyak penjahat kejam selama 30 tahun, seperti Al Capone; Robert Stroud, seorang pembunuh yang dikenal sebagai "Birdman of Alcatraz", dan bos kejahatan James "Whitey" Bulger, yang menjadikannya subjek sejumlah film dan acara televisi.

Ketika Hopkins dipindahkan ke penjara dengan keamanan tinggi pada tahun 1955, dari sebuah fasilitas di Atlanta, ia ingat penjara itu bersih, tetapi gersang. Dan hanya ada sedikit gangguan, tidak ada radio pada saat itu, dan hanya ada sedikit buku, katanya.

"Tidak ada yang bisa dilakukan. Anda bisa berjalan maju mundur di sel atau melakukan push-up," ungkap dia.

Di Alcatraz, Hopkins memiliki beberapa tetangga yang terkenal. Fasilitas tersebut menampung banyak penjahat kejam selama 30 tahun, seperti Al Capone; Robert Stroud, seorang pembunuh yang dikenal sebagai "Birdman of Alcatraz", dan bos kejahatan James "Whitey" Bulger, yang menjadikannya subjek sejumlah film dan acara televisi.

Perintah Donald Trump

Kini, setelah ditutup sejak beberapa dekade lalu, tepatnya tahun 1963, Presiden AS Donald Trump baru-baru ini telah menginstruksikan Biro Penjara Federal untuk membangun ulang dan membuka kembali penjara legendaris yang berlokasi di Teluk San Francisco itu.

"Bangun kembali dan buka Alcatraz!" tulis Trump melalui platform media sosialnya, Truth Social, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (5/5/2025).

"Ketika kita adalah negara yang lebih serius di masa lalu, kita tidak ragu mengurung para kriminal paling berbahaya dan menjauhkan mereka dari siapa pun yang bisa mereka sakiti," katanya.

Jadi Tempat Wisata, Alcatraz Hasilkan Rp991 Miliar/ Tahun

Alcatraz, sebuah pulau seluas 22 hektar, berjarak 1,25 mil (2 km) dari San Francisco dan dikelilingi oleh perairan dingin dengan arus yang kuat, awalnya merupakan benteng pertahanan angkatan laut. Benteng ini dibangun kembali pada awal abad ke-20 sebagai penjara militer. Departemen Kehakiman AS mengambil alih pada tahun 1930-an, mengubah fasilitas tersebut menjadi penjara federal untuk menangani kejahatan terorganisasi yang merajalela pada saat itu.

Bahkan di penjara dengan keamanan tinggi, Hopkins mengatakan dia masih bisa mendapat masalah dan menghabiskan banyak hari di "Blok D", atau sel isolasi tempat narapidana yang berperilaku buruk ditahan dan jarang dikeluarkan dari sel mereka.

Hopkins mengatakan, masa hukuman terlamanya di sana adalah enam bulan, terjadi setelah ia mencoba membantu beberapa tahanan lain, termasuk perampok bank terkenal Forrest Tucker, melarikan diri dari Alcatraz. Ia membantu mencuri bilah gergaji besi dari toko listrik penjara untuk memotong jeruji penjara di dapur ruang bawah tanah.

Rencana itu tidak berhasil, katanya, penjaga penjara menemukan pisau di sel narapidana lain."Beberapa hari setelah mereka mengurung mereka, mereka mengurung saya," tutur dia.

Hopkins mengungkapkan, ketika semakin banyak tahanan mencoba melarikan diri dari Alcatraz selama bertahun-tahun, para pejabat meningkatkan keamanan.

"Ketika saya meninggalkan tempat itu pada tahun 1958, keamanannya begitu ketat sehingga Anda tidak bisa bernapas," katanya.

Secara keseluruhan, ada 14 upaya terpisah selama bertahun-tahun yang melibatkan 36 narapidana, menurut Dinas Taman Nasional.

Salah satu yang paling terkenal adalah Frank Morris, dan dua bersaudara Clarence dan John Anglin, yang melarikan diri pada bulan Juni 1962 dengan meletakkan kepala dari bubur kertas di tempat tidur mereka dan keluar melalui saluran ventilasi. Mereka tidak pernah ditemukan, tetapi FBI menyimpulkan mereka tenggelam di perairan dingin di sekitar pulau tersebut.

Setahun kemudian, penjara tersebut ditutup setelah pemerintah memutuskan membangun penjara baru, yang akan lebih hemat biaya daripada tetap mengoperasikan fasilitas pulau terpencil tersebut.

Sekarang tempat ini menjadi museum yang dikelola publik dan dikunjungi jutaan orang setiap tahunnya dan menghasilkan pendapatan sekitar US$60 juta atau setara Rp991 miliar per tahun (asumsi kurs Rp16.530/US$) bagi para mitra.

Bangunannya sudah bobrok, dengan cat mengelupas, pipa berkarat, dan toilet yang rusak di setiap sel yang sempit. Pembangunan fasilitas penjara utama dimulai pada tahun 1907, dan lebih dari satu abad terpapar alam telah membuat tempat itu hampir tidak dapat dihuni.

Namun, pekan lalu, Trump keringinannya agar pemerintahannya membuka kembali dan memperluas penjara pulau itu untuk pelaku kejahatan paling kejam dan kejam di Negeri Paman Sam.

Penjara di Pulau Alcatraz. (REUTERS/Peter Andrews/File Photo)Foto: Penjara di Pulau Alcatraz. (REUTERS/Peter Andrews/File Photo)
Penjara di Pulau Alcatraz. (REUTERS/Peter Andrews/File Photo)


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Ingin Hidupkan Kembali Penjara Terkejam Alcatraz

Next Article Potret Penjara Raksasa El Salvador, Tempat Trump Mau 'Buang' Kriminal

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |