MEDAN (Waspada.id): Budidaya lebah Trigona diketahui dapat memitigasi ketahanan pangan pada tanaman bakau (mangrove) di Mangrove Pasar Rawa, di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Langkat.
Hal itu disampaikan usai kegitan Pengabdian Desa Binaan, di Langkat, Sabtu (16/8) dipimpin Ketua LPPM USU Prof.Tulus,Vor.Dipl.Math, M.Si, Ph.D, Koordinator Desa Binaan, Assoc. Prof.Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph.D dan lain-
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Siaran pers yang diterima Waspada.id di Medan, disebutkan, pada tanaman mangrove, deteksi tentang serangga di hutan mangrove belum banyak dilakukan.
Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa di Gonda Mangrove Park ditemukan lebah madu tidak bersengat (Trigona sp.) dalam jumlah besar.
Namun hal ini tidak menjadi perhatian bagi masyarakat dan pengelola kawasan tersebut (komunitas sahabat pesisir).
Sebab, masyarakat dan pengelola tidak mengetahui manfaat lebah Trigona sp dan menganggapnya sebagai hama, karena dapat merusak bangunan.
Menurut Ketua LPPM USU, Prof.Tulus,Vor.Dipl.Math, M.Si, Ph.D pada kegiatan Desa Binaan PUI Mangrove diharapkan pemanfaatan lebah Trigona sp. dapat membantu proses penyerbukan yang membantu proses rehabilitasi kawasan mangrove dan menghasilkan potensi ekonomi yang baik jika dikembangkan.
Ciri lebah tanpa sengat antar laintubuhnya terbagi ke dalam tiga bagian meliputi kepala, dada (thorax), dan abdomen.
Pada bagian thorax dapat dijumpai dua pasang sayap dan tiga pasang tangkai. Khusus pada tungkai belakang dilengkapi dengan pollen basket.
Di bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan 3 mata sederhana (oseli). Sepasang antenna menjadi organ peraba, berada di dekat mata.
Lebah Trigona hidup dengan cara eusosial, yaitu perilaku hidup bersama dengan sistem pembagian kerja.
Cara hidup yang demikian serupa dengan cara hidup lebah Apis mellifora atau A.cerana dan beberapa serangga lain, antara lain semut, dan rayap.
Dalam sistem sosial lebah ada satu (atau terkadang lebih dari satu) ratu lebah, ratusan lebah jantan (drone), dan ratusan sampai ribuan lebah pekerja.
Ratu berkelamin betina dan fertil. Tugas ratu adalah bertelur dan menjadi pemimpin.
Tempat Berkembangbiak
Hutan mangrove dimanfaatkan lebah madu sebagai tempat berkembangbiak, bersarang dan mencari pakan, untuk makanan bunga mangrove.
Ini dapat menghasilkan nektar dan polen, di mana lebah memanfaatkannya sebagai pakan, dengan semakin banyaknya jenis tanaman yang ada memberikan peluang bagi lebah untuk dapat hidup dan berkembang.
Sebagian besar jenis mangrove memiliki bunga yang mengandung polen dan nektar sebagai makanan bagi koloni lebah penghasil madu, dan informasi ini juga diperkuat dengan adanya hasil penelitian.
Di samping itu, budidaya lebah kelulut, Trigona sp memiliki banyak manfaat, di antaranya mendapatkan penghasilan secara ekonomi juga memberikan manfaat untuk tanaman sebagai agen polinator.
Sehingga serangga ini menjadi salah satu pilihan yang cocok untuk diperbanyak pada tanaman di hutan.
Salah satu habitat dari lebah madu kelulut adalah hutan mangrove yang dimanfaatkan lebah kelulut sebagai tempat berkembang biak, bersarang dan mencari pakan.

Yakni, untuk makanan bunga mangrove menghasilkan nektar dan polen di mana lebah memanfaatkannya sebagai pakan, dengan semakin banyaknya jenis tanaman yang ada memberikan peluang bagi lebah untuk dapat hidup dan nektar sebagai makanan bagi koloni lebah penghasil madu.
Keragaman flora yang sebagian besar mempunyai bunga yang berpotensi sebagai pakan bagi koloni lebah, sehingga dapat memberikan kemampuan koloni lebah Trigona sp dapat berkembang dengan maksimal serta menghasilkan madu.
Kunjungan lebah pekerja pada suatu tanaman merupakan bentuk bahwa lebah ingin mendapatkan suatu manfaat dari tanaman berupa nektar dan polen.
Salah satu manfaat yang bisa diperoleh adalah pakan lebah itu sendiri. Apabila terlihat lebah datang pada jenis tanaman untuk hinggap dan aktif menunjukkan gerakan mengambil pakan.
Lebah dapat dipastikan mengambil polen bunga jika pada kakinya terkumpul polen.
Sebaliknya lebah diketahui mengambil nektar bunga dilihat dari cara perpindahannya yang cepat dari satu bunga kebunga yang lain dan menunjukkan aktivitas mengambil nektar.
Potensi Wisata
Menurut Koordinator Desa Binaan, Assoc.Prof.Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph.D bahwa Provinsi Sumatera Utara menyimpan berbagai potensi wisata salah satunya berada di Kecamatan Serdang Bedagai yang menyimpan potensi wisata mangrove.
Hasil pengamatan awal menunjukkan adanya lebah kelulut tidak bersengat (Heterotrigona itama) di lahan mangrove tersebut. Namun hal ini tidak menjadi perhatian bagi masyarakat sekitar dan pengelola kawasan mangrove tersebut.
Sebab pengelola dan masyarakat tidak mengetahui manfaat lebah madu kelulut tidak bersengat (H.itama), yang menganggap serangga ini disebut hama pada pertanaman mangrove.
Mitra yang berasal dari Kelompok Nelayan Mangrove Pasar Rawa memiliki rencana untuk mensurvei dan mengelola pertanaman mangrove sebagai habitat serangga lebah madu kelulut tidak bersengat (H.itama) yang berpotensi ekonomis meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di Mangrove Pasar Rawa.
Tim Pengabdian Desa Binaan terdiri atas Prof.Mohd.Basyuni, S.Hut, M.Si, Ph.D, Assoc. Prof. Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph.D, Prof.Dr.Etti Sartina Siregar, S.Si,M.Si, Arif Nuryawan,S.Hut,M.Si,Ph.D, Dr. Erni Jumilawati, M.Si, Rouzatul Nafisah, S.P, M.Si, Dr. Iwan Risnasari, S.Hut, M.Si dan Dr. Faujiah Nurhasanah R., S.Hut, M.Si.
Mereka hadir untuk melakukan sosialisasi, membuat pelatihan dan pendampingan kepada mitra dan masyarakat tentang budidaya dan penangkaran lebah madu kelulut.
H.itama sp sebagai penyerbuk tanaman penghasil madu mangrove yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan.
Selain itu, mitra terdiri atas Ketua KTH Penghijauan Maju Bersama, Bapak Kasto Wahyudi, Koramil-Babinsa Sutrisno, Syahrial, Rian, Misnan, Suparmin, M.Isa, Haris Seriansyah, mahasiswa S1 FP USU dan S2 PSL USU berkeinginan budidaya lebah kelulut pada tanaman mangrove di Desa Pasar Rawa, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan, kata sambutan dari Ketua KTH Penghijauan Maju Bersama, Kasto Wahyudi menyampaikan terima kasih atas pendampingan USU membentuk Desa Binaan di Pasar Rawa untuk adopsi pengetahuan dan aplikasi budidaya lebah kelulut (H.itama) di kawasan mangrove.
“Semoga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam budidaya lebah dan panen madu kelulut,” ujarnya.
Selanjutnya materi pelatihan disampaikan ibu Assoc. Prof. Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph.D tentang “Karakteristik, klasifikasi, budidaya, ketersediaan pakan dan perawatan lebah kelulut pada kawasan mangrove“.
Selanjutnya, kegiatan dilakukan dengan kunjungan ke lokasi dan cek madu untuk dipanen. Alhamdulillah dari 5 stup uji contoh, 1 stup siap untuk dipanen dan 4 stup masih dalam perkembangan.
Kegiatan Pengabdian Desa Binaan ditutup dengan doa dan makan siang bersama. Kegiatan pengabdian akan dilanjutkan untuk monitoring dan evaluasi di bulan September sampai dengan November 2025. Semoga kegiatan Desa Binaan ini bermanfaat bagi masyarakat di Pasar Rawa. (id06/rel)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.