Breaking, IHSG Dibuka Terbang 1,6% Usai Ambruk Akhir Pekan Lalu

1 week ago 9

Jakarta, CNCB Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melonjak naik 1,6% ke 6.370,79 pada pembukaan perdagangan Senin (3/1/2025).

Pada awal sesi pertama perdagangan Sebanyak 277 saham naik, 171 tidak bergerak, dan hanya 97 saham yang berada di zona hijau. Nilai transaksi dalam dua menit pertama perdagangan mencapai Rp 1,03 triliun yang melibatkan 1,14 miliar saham dalam 59 ribu kali transaksi.

Beberapa menit setelah pembukaan, IHSG kembali menanjak dan membukukan kenaikan hingga 1,86%.

Seluruh sektor tercatat mengalami penguatan, dengan sektor keuangan menjadi pemimpin. Saham-saham blue chip tercatat kompak naik dan menjadi penopang penguatan IHSG hari ini

Laju IHSG hari ini memperbaiki kinerja pekan lalu di mana pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, IHSG ditutup ambruk ditutup anjlok 3,31% di level 6.270,60. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak September 2021.

Jatuhnya IHSG kemarin, memperpanjang penurunan yang tercatat telah mencapai 11,43% sepanjang tahun 2025.

Di saat yang bersamaan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengakhiri perdagangan pada akhir pekan lalu di posisi Rp16.575/US$, dalam sehari melemah 0,79%, begitu pula dalam sepekan terakhir, rupiah tampak terdepresiasi sebesar 1,69%.

Sepanjang pekan ini, sejumlah sentimen dari dalam maupun luar negeri akan mewarnai pergerakan pasar keuangan Tanah Air, seperti data PMI dan Indeks Harga Konsumen Indonesia (IHK) hingga kekhawatiran soal tarif Trump yang akan diterapkan Selasa (4/3/2025).

Hari ini, Senin (03/03/2025), ada dua sentimen bagi Indonesia, yang pertama adalah Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur serta data IHK.

PMI Manufaktur Indonesia periode Januari 2025 terpantau berada di zona ekspansif (>50) dengan angka 51,9.

Ini adalah pertumbuhan aktivitas pabrik selama dua bulan berturut-turut dan laju terkuat sejak Mei 2024, dengan output meningkat selama tiga bulan dan menandai peningkatan terkuat sejak Mei lalu. Selain itu, pesanan baru terus meningkat di tengah peningkatan pesanan luar negeri selama dua bulan berturut-turut.

Lebih lanjut, perusahaan meningkatkan aktivitas pembelian mereka, menjelang bulan puasa di bulan Maret.

Selain itu, BPS akan merilis data IHK periode Februari 2025 yang menurut konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan IHK diproyeksi akan turun atau mengalami deflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,04% pada Februari 2025. Sementara secara tahunan (year on year/yoy), inflasi diproyeksi akan berada pada angka 0,64%.

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang mengungkapkan faktor masih berlanjutnya diskon tarif listrik 50% membuat IHK secara bulanan berpotensi mengalami deflasi.

Namun, laju deflasi lebih lanjut tertahan oleh kenaikan harga cabai akibat faktor musiman cuaca serta permintaan yang meningkat menjelang bulan Ramadhan. Selain itu, kenaikan harga emas juga turut menjadi faktor penopang inflasi, seiring dengan meningkatnya permintaan emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global.

"Memasuki momen Ramadhan dan menjelang Lebaran, tekanan inflasi diperkirakan mulai meningkat, terutama dari kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) dan permintaan barang serta jasa yang lebih tinggi," kata Hosianna.

Pada hari yang sama, akan ada data Amerika Serikat (AS) soal S&P Global Manufacturing PMI serta ISM Manufacturing PMI.

Kedua data ini masih diperkirakan bergerak di atas angka 50 yang menunjukkan kondisi manufaktur AS dalam kategori ekspansif.

Kemudian hari ini, Komisi XI DPR akan menggelar rapat Kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy di ruang rapat Komisi XI DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

Rapat membahas Strategi Pencapaian Pertumbuhan Ekonomi & Strategi Pencapaian Tax Ratio.

Rapat ini menjadi penting di tengah guncangan eksternal yang menekan ekonomi domestik pada pekan lalu. Menarik ditunggu apa langkah pemerintah dalam mengantisipasi hal yang terburuk serta apakah ada kebijakan baru pemerintah dalam menghadapi besarnya tekanan dan lketiakpstian global.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Semringah Saat IHSG Terperosok ke Level 6.500-an

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |