Bos BI Beberkan Penyebab Imbal Hasil Obligasi AS Sulit Turun

2 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, imbal hasil atau yield US Treasury tenor 10 tahun masih akan sulit turun, meskipun ada kecenderungan suku bunga acuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed), yakni Fed Fund Rate akan terus rendah sampai 2026.

Ia mengatakan, permasalahan tingginya imbal hasil surat utang acuan pemerintah AS itu akan mempengaruhi arus modal asing hingga tahun depan, di tengah tren rendahnya suku bunga acuan bank sentral.

"Ini berpengaruh kepada pola arus modal asing dan suku bunga negara-negara maju," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (12/11/2025).

Perry memperkirakan, Fed Funds Rate atau FFR akan turun hingga ke level 3,75% pada 2025 melanjutkan penurunan dari posisi 2024 yang masih sebesar 4,5%. Pada 2026, penurunan suku bunga acuan bank sentral AS itu juga masih akan terjadi hingga ke level 3,5%.

Sementara itu, untuk imbal hasil surat utang acuan US Treasury Tenor 10 tahun malah masih akan berpotensi di level tinggi sekitar 4%, meski lebih rendah dari posisi 2024 yang sebesar 4,57%. Sampai 2026 pun ia memperkirakan pergerakan yield US Treasury 10 tahun masih akan di level 4%.

Penyebab masih tingginya imbal hasil US Treasury itu kata Perry dipicu masih tingginya tingkat utang pemerintah Amerika Serikat (AS).

"Tingginya utang pemerintah AS itu menyebabkan kenapa suku bunga AS, yield US Treasury 10 tahun itu masih tinggi, yaitu pada triwulan III 4,15% dan kami perkirakan masih akan bertahan di level 4%," tegas Perry.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bos BI Kurangi Porsi Lelang SRBI, Ini Alasannya!

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |