Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan belum akan menyesuaikan besaran anggaran Rp10.000 per porsi untuk program Makanan Bergizi (MBG). Badan Gizi Nasional (BGN) menilai angka tersebut masih cukup untuk sebagian besar daerah di Indonesia, kecuali wilayah dengan harga bahan pangan yang jauh lebih mahal seperti Papua dan Maluku.
Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang menyebut hasil evaluasi menunjukkan anggaran yang ditetapkan masih relevan.
"Belum (ada revisi anggaran MBG per porsi), karena masih cukup Rp10 ribu itu kita hitung masih cukup, kecuali wilayah-wilayah tertentu. Wilayah tertentu misalnya seperti Papua, Maluku itu memang harganya beda, bukan Rp10.000," ujar Nanik saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Menurut Nanik, besaran kebutuhan anggaran MBG sangat bergantung pada kondisi geografis dan ekonomi di masing-masing wilayah. Ia tak menampik harga bahan pangan di Indonesia Timur jauh lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa.
Foto: Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid Meninjau Pembagian MBG ke Sekolah di Depok, Senin (6/1/2025). (CNBC Indonesia/Novina Putri Besari)
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid Meninjau Pembagian MBG ke Sekolah di Depok, Senin (6/1/2025). (CNBC Indonesia/Novina Putri Besari)
"Yang memang daerah di situ memang tinggi kan bahan bakunya. Itu nggak mungkin Rp10.000 cukup, ya kan? Pokoknya berapa gitu ya, pokoknya lebih tinggi lah. Artinya yang mencukupi kan sekarang juga sudah berjalan," ujarnya.
Nanik menegaskan, pemerintah daerah (pemda) memiliki peran penting dalam mengatur besaran anggaran yang sesuai dengan kondisi harga di wilayah masing-masing.
"Yang mahal itu kita sesuaikan misalnya gini. Di Jawa Rp10.000 cukup. Di Papua belum tentu Rp30.000 cukup satu porsinya. Nah itu kita sesuaikan dengan wilayah masing-masing," terang dia.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru Berjalan 3 Bulan, Kemenkeu Lapor Anggaran MBG Cair Rp 3 Triliun