
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
Belawan kembali membara. Tawuran brutal antar pemuda di pintu tol, Minggu (4/5), berujung pada kematian seorang remaja dan penonaktifan Kapolres Pelabuhan Belawan. Pertanyaannya: sampai kapan kita membiarkan Belawan jadi arena konflik yang terus berulang, seolah nyawa manusia tak lagi berharga?
Tawuran di Belawan bukan sekadar aksi liar anak muda. Ini adalah sinyal keras tentang rusaknya fondasi sosial: narkoba merajalela, lapangan kerja minim, ruang positif bagi remaja nyaris tak ada, dan aparat sering hanya datang setelah keadaan memburuk. Belawan ibarat bom waktu—dan kini sudah meledak berkali-kali.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Fakta bahwa 17 dari 20 pelaku tawuran positif narkoba seharusnya cukup untuk menyalakan alarm darurat. Ini bukan lagi soal siapa yang salah dalam satu insiden, tapi tentang bagaimana negara gagal hadir secara konsisten di tengah masyarakat yang haus keadilan, ketertiban, dan masa depan yang layak.
Kita menghormati langkah transparan pemeriksaan terhadap Kapolres, tapi lebih dari itu, negara harus segera turun tangan secara serius. Tidak cukup mengobati luka di permukaan. Kita butuh pembersihan total terhadap jaringan narkoba, perluasan kegiatan sosial bagi pemuda, dan rehabilitasi sosial yang nyata, bukan sekadar imbauan moral.
Pemerintah daerah, DPRD, dan institusi pendidikan tak bisa lagi duduk diam. Arahkan dana dan tenaga untuk membangun ruang aman dan produktif bagi anak-anak muda. Jangan biarkan mereka mencari pelampiasan di jalanan karena merasa tak punya harapan lagi di rumah, sekolah, atau lingkungannya.
Di sisi lain, aparat juga butuh didukung. Premanisme tak bisa dilawan hanya dengan doa dan retorika. Polisi perlu ruang bertindak, tentu dalam koridor hukum. Tapi kita juga harus berani mengatakan: ketakutan pada opini publik tak boleh membuat negara terlihat lemah di hadapan kriminal jalanan itu.
Belawan bukan melulu titik di peta—ia adalah wajah luka bangsa ini, daerah ini; memar yang terus dipukul tanpa pernah benar-benar diobati. Jika negara memilih diam, jika pendekatan tambal sulam terus jadi andalan, maka yang akan terbakar bukan cuma Belawan, tapi kepercayaan rakyat kepada negara.
Kita sedang berdiri di ambang ledakan, di atas bara sosial yang bisa menyala kapan saja. Maka bertindaklah sekarang, sebelum percikan kecil itu berubah menjadi amukan api, dan “bom waktu” yang kita abaikan meledak tak hanya menghancurkan Belawan, tapi merobek kewibawaan negeri ini dari dalam. Terlambat untuk menyesal, terlalu mahal untuk diperbaiki!
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.