Beda dari Nikel, 7 Proyek Smelter Bauksit Mandek!

3 weeks ago 14

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan bahwa sebanyak tujuh unit proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit di Indonesia masih belum berprogres.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno menyampaikan bahwa ketujuh proyek smelter tersebut mayoritas menemui kendala dalam proses pencarian investor untuk pendanaan.

"Nah untuk bauksit ini dari tujuh smelter yang direncanakan keseluruhan ini belum terbangun Bapak-Ibu sekalian. Dengan mayoritas kendala masih proses pencarian investor untuk pendanaan," ujar Tri dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2/2025).

Selain itu, ia membeberkan alasan lain mengapa proyek smelter bauksit di dalam negeri masih jalan di tempat. Hal tersebut cukup berbeda apabila dibandingkan dengan smelter nikel yang jauh lebih pesat.

"Kenapa? karena dari sisi keekonomian relatif lebih berat dan menantang," kata dia.

Tantangan lainnya adalah dari sisi permintaan pasar dalam negeri. Pasalnya, kebutuhan untuk aluminium domestik saat ini masih cukup rendah.

"Sebetulnya kalau Indonesia ini kan kebutuhan untuk aluminium kan sebetulnya cuma 1/4. Apabila semua terbangun, toh juga harus diekspor. Nah di lain sisi, untuk ekspor kapasitasnya sepertinya sudah optimal," ujarnya.

Oleh sebab itu, Tri menilai bahwa kondisi-kondisi di atas tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha membangun smelter bauksit di dalam negeri.

Ia lantas memerinci tujuh smelter bauksit yang dimaksud sebagai berikut:

1. PT Dinamika Sejahtera Mandiri yang berlokasi di Sanggau, Kalimantan Barat. Dengan kapasitas input 5,2 juta ton per tahun dan output 2 juta ton. Proyek ini baru mencapai progres 58,55% dan masih mencari investor untuk pendanaan.

2. PT Laman Mining di Ketapang, Kalimantan Barat. Kapasitas input 2,85 juta ton per tahun dan output 1 juta ton SGA, namun progresnya baru 32,39% karena masih mencari investor untuk pendanaan.

3. PT Kalbar Bumi Perkasa di Sanggau, yang semula menargetkan kapasitas output 1,5 juta ton SGA dari kapasitas input 4,2 juta ton. Proyek ini terkendala lantaran Izin Usaha Pertambangan (IUP) dicabut.

4. PT Parenggean Makmur Sejahtera di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah target kapasitas input 3 juta ton CGA dan kapasitas input 986.215 ton. Kendala proses pencarian investor.

5. PT Persada Pratama Cemerlang, Sanggau Kalbar, kapasitas input 2,5 juta ton SGA dan kapasitas output 1 juta ton. Kendala proses pencarian investor.

6. PT Quality Sukses Sejahtera di Pontianak Kalimantan Bara kapasitas input 3,5 juta ton SGA dan kapasitas output 1,5 juta ton. Kendala proses pencarian investor.

7. PT Sumber Bumi Marau di Ketapang Kalimantan Barat kapasitas input 2,6 juta ton SGA dan kapasitas output 1 juta ton. Kendala juga masih pada proses pencarian investor.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Simak! Menteri Ara Beri Kabar Terbaru Pembiayaan Program 3 Juta Rumah

Next Article Smelter Alumina Mempawah Jalan, Nilai Tambah Melejit 16 Kali Lipat

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |