Perang Dagang Trump Senjata Makan Tuan, 'Tusuk' Warga AS dari Belakang

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri pertanian Amerika Serikat (AS) mulai merasakan dampak dari kebijakan agresif Presiden Donald Trump atas perdagangan internasional. Hal ini dikarenakan balasan yang sudah disiapkan negara-negara yang dijatuhi tarif oleh Trump seperti Kanada, Meksiko, dan China.

Mengutip CNBC International, Kamis (13/3/2025), Gedung Putih minggu lalu mengenakan tarif 25% untuk barang dari Kanada dan Meksiko bersama dengan bea tambahan 10% untuk impor China. Namun Trump kemudian bermanuver untuk menunda tarifnya kepada Kanada dan Meksiko.

Sayangnya, nasib serupa tidak terjadi kepada China, yang menjadi tujuan ekspor utama produk pertanian AS. Beijing pun membalas dengan pungutannya sendiri.

Secara khusus, kedelai AS sekarang dikenakan tarif tambahan 10%, sementara jagung dikenakan biaya tambahan 15%. Hal ini kemudian mulai menjadi keluhan petani AS seperti Caleb Ragland.

Pria yang mengaku memilih Trump pada sejumlah pemilu sebelumnya itu mengaku kebijakan presiden Partai Republik itu telah menjadikan bisnis lebih menantang.

"Kita sudah sampai pada titik di mana kita tidak menguntungkan. Mengapa kita mencoba menambah penderitaan sektor pertanian dengan pada dasarnya (mirip seperti) menambahkan pajak?," ujar petani kedelai yang berbasis di Kentucky itu.

Ragland menghargai kemampuan presiden untuk bernegosiasi dan ingin Trump berhasil demi negara. Namun, ia menekankan bahwa mereka yang berkecimpung di industri tersebut, khususnya produsen kedelai, tidak memiliki elastisitas dalam kemampuan untuk menghadapi perang dagang yang mengurangi keuntungan.

"Orang-orang kesal. Kami semua membutuhkan bantuan melalui kesepakatan yang mengurangi hambatan perdagangan dan undang-undang pertanian komprehensif lima tahun yang baru, undang-undang yang menyediakan program dukungan komoditas utama bagi produsen, di antara yang lainnya," jelasnya.

"Anda berbicara tentang mata pencaharian orang-orang," katanya.

Menteri Pertanian Brooke Rollins mengatakan pekan lalu bahwa Trump mempertimbangkan pengecualian pada beberapa produk pertanian dari tarif di Kanada dan Meksiko untuk mengurangi beban petani. Langkah-langkah penyesuaian Trump termasuk pengurangan tarif sebesar 10% pada kalium, yang digunakan untuk pupuk.

"Lebih dari 80% kebutuhan kalium petani Amerika dipasok oleh Kanada," kata Ken Seitz dari Nutrien, penyedia input dan layanan tanaman yang berbasis di Kanada.

"Ketika kita melihat implikasi tarif untuk Nutrien, tentu saja diskusi terbesar adalah seputar kalium, dan itu karena di pasar yang jumlahnya sekitar 10 juta hingga 11 juta ton dalam satu tahun tertentu, kami sendiri memasok sekitar 40% dari pasar itu. Kami percaya bahwa biaya tarif akan dibebankan kepada petani AS."

Menimbang Dampaknya

Bahkan menjelang penerapan tarif Trump, para petani Amerika sudah membunyikan alarm. Meskipun pembacaan Barometer Ekonomi Pertanian Universitas Purdue/CME Group menunjukkan bahwa sentimen petani secara keseluruhan membaik pada bulan Februari, 44% responden survei mengungkapkan bahwa kebijakan perdagangan akan menjadi hal terpenting bagi pertanian dalam 5 tahun ke depan.

"Biasanya ketika Anda mengajukan pertanyaan kebijakan, sejauh ini kebijakan yang paling penting adalah asuransi tanaman," kata Michael Langemeier, ekonom pertanian di Universitas Purdue.

"Asuransi tanaman sama pentingnya dengan pie apel dan bisbol. Ini adalah program yang sangat disukai, karena menyediakan jaring pengaman yang sangat efektif," tambahnya.

"Fakta bahwa asuransi tanaman berada di urutan kedua setelah kebijakan perdagangan menunjukkan banyak hal."

Survei juga menunjukkan bahwa hampir 50% petani mengatakan bahwa mereka menganggap perang dagang yang menyebabkan penurunan signifikan dalam ekspor pertanian AS "mungkin" atau "sangat mungkin terjadi."

Langemeier memperkirakan bahwa antara pertengahan Februari dan awal Maret, ada penurunan laba bersih sebesar 33% per hektar untuk kedelai dan jagung terkait dengan tarif.

"Itu di atas fakta bahwa tahun 2025 tidak akan berakhir menjadi tahun yang sangat menguntungkan sebelumnya," ungkapnya.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Kembali Tabuh Genderang Perang Dagang

Next Article Gawat! RI Berpotensi Masuk Radar Perang Dagang Trump

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |