Asing Buang-buang Surat Utang RI, Haruskah Panik?

2 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Porsi kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh investor asing terus mengalami penurunan. Hal ini memiliki dampak positif maupun negatif, terutama bagi stabilitas ekonomi dan kebijakan moneter Indonesia.

Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menunjukkan bahwa per akhir Januari 2025, porsi kepemilikan investor asing di SBN sebesar 14,46% atau sebesar Rp881,29 triliun.

Sedangkan per 24 Februari 2025, porsi ini kembali mengalami penurunan menjadi 14,55%.

Jika dilihat lebih rinci, kepemilikan investor asing berada di level yang cukup tinggi di sekitar Oktober 2025 atau awal kuartal IV, namun tampak mulai menurun di awal tahun.

Hal ini pada dasarnya tidak terlalu mengejutkan karena relatif stabil dalam rentang 14-15% dari total kepemilikan SBN.

Lantas, apa saja dampak positif dan negatif apabila investor asing terlibat dalam kepemilikan SBN Indonesia?

Dampak Positif

1. Meningkatkan Likuiditas dan Pembiayaan Fiskal

Ketika investor asing membeli SBN, pemerintah memperoleh dana segar untuk membiayai anggaran negara, termasuk proyek infrastruktur, subsidi, dan pengeluaran sosial.

Hal ini membantu mengurangi ketergantungan pada pajak atau pencetakan uang, yang bisa berisiko meningkatkan inflasi.

Negara berkembang yang memiliki keterbatasan sumber daya domestik sangat terbantu oleh aliran modal asing dalam bentuk pembelian SBN.

2. Menurunkan Biaya Pinjaman (Yield Obligasi Lebih Rendah)

Tingginya permintaan SBN dari investor asing menekan tingkat imbal hasil (yield), sehingga pemerintah dapat meminjam dengan biaya bunga yang lebih rendah.

Suku bunga yang lebih rendah ini juga dapat berdampak pada sektor swasta, karena suku bunga kredit di perbankan cenderung mengikuti suku bunga obligasi pemerintah.

3. Memperkuat Nilai Mata Uang dan Stabilitas Ekonomi

Masuknya dana asing untuk membeli SBN meningkatkan permintaan terhadap mata uang domestik, yang bisa memperkuat nilai tukar dan mengurangi volatilitas mata uang.

Kurs yang lebih stabil mengurangi tekanan inflasi impor dan memberikan kepastian bagi pelaku usaha yang bergantung pada bahan baku impor.

4. Meningkatkan Kepercayaan Investor dan Pertumbuhan Ekonomi

Kepemilikan asing yang besar terhadap SBN menunjukkan bahwa investor global percaya pada stabilitas ekonomi dan kebijakan fiskal negara tersebut.

Ini dapat menarik lebih banyak investasi asing lainnya, baik dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI) maupun portofolio investasi lainnya.

Dampak Negatif

1. Rentan terhadap Arus Keluar Modal Mendadak (Capital Flight)

Jika terjadi guncangan ekonomi global, seperti kenaikan suku bunga The Fed atau krisis finansial, investor asing dapat menjual SBN mereka secara besar-besaran.

Hal ini dapat menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi (bond yield), depresiasi nilai tukar, dan potensi krisis likuiditas.

2. Meningkatkan Ketergantungan terhadap Investor Asing

Jika porsi kepemilikan asing terlalu besar, negara menjadi lebih sensitif terhadap sentimen pasar global.

Kebijakan ekonomi harus mempertimbangkan dampaknya terhadap investor asing, yang bisa membatasi fleksibilitas pemerintah dalam mengambil keputusan fiskal dan moneter.

3. Potensi Tekanan terhadap Nilai Tukar dan Inflasi

Jika banyak investor asing menarik dananya sekaligus, mata uang domestik bisa terdepresiasi secara signifikan.

Depresiasi mata uang meningkatkan harga barang impor, yang berpotensi mendorong inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |