MEDAN (Waspada): Aniaya empat orang tenaga pengamanan (security) Universitas Darma Agung (UDA), Yudi Saputra, Ananda, Godel, Nelson Pardede alias Kacang dan Akong dipolisikan.
Laporan keempat security dilakukan secara terpisah yakni 2 orang atas nama Edy dan Gabriel Sinaga membuat laporan ke Polsek Medan Baru, Jumat (2/5) sore.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Kemudian 2 orang security lagi atas nama Heri Swardi Tinambunan dan Surya Lumbangaol membuat laporan ke Polresta Medan, Jumat (2/5) malam.
Laporan yang dilakukan oleh 4 tenaga pengamanan itu dilakukan setelah sebelumnya melakukan visum et repertum di Rumah Sakit Bhayangkara.
Heri Swardi Tinambunan usai membuat laporan di Polresta Medan menuturkan bahwa dirinya dianiaya secara membabi buta oleh sekitar 5 orang yang dikenalinya sebagai orang suruhan Richard Elyas Pardede, bernama Ananda, Godel, Yudi Saputra, Nelson Pardede alias Kacang dan Akong.
Dikatakan pria gempal ini, penganiayaan yang dialaminya itu terjadi saat Jumat (2/5) sore. Saat itu, dia beserta beberapa rekannya mendapatkan informasi ada kericuhan di pos security yang ada di Pasca Sarjana UDA.
Mendapat kabar itu, dia pun menuju pos security tersebut. Namun, tiba-tiba oleh 3 orang yang dikenalinya bernama Yudi Saputra, Nelson alias Kacang dan Godel menarik rambut dan kerah bajunya untuk keluar dari pos security tersebut.
“Awalnya yang maksa aku keluar dari pos security dengan menarik rambut dan kerah bajuku itu si Yudi, Kacang dan Godel,” katanya.
Setelah ditarik paksa oleh ketiga orang itu, oleh pelaku bernama Godel aku dibawa ke arah parkir mobil milik Yudi persis di depan pintu masuk Pasca Sarjana UDA.
Oleh Godel, katanya dia pun dipaksa untuk duduk. Lalu, tanpa dia mengetahui pelaku lainnya bernama Akong pun datang dari arah belakang menendang pundak dan bagian belakang leher mendekati kepalanya.
“Dengan sambil melompat si Akong menendang aku bang. Kenak bagian tengkukku,” ceritanya sambil meringis menahan sakit.
Dengan suara pelan, Heri pun kembali menceritakan bahwa tak sampai disitu lalu dari arah kirinya tendangan dengan sambil melompat pun dilakukan oleh Yudi dari sebelah kiri yang mengenai dada bagian kirinya.
Tak lama berselang, orang yang dikenalnya bernama Ananda pun menendang bahkan dengan menggunakan dengkulnya mengarahkan tepat di bibir dan wajah Heri Tinambunan.
“Karena diarahkannya pakai dengkul si Ananda itu membuat bibir ku ini pecah dan bengkak di hidungku bang,” katanya lagi.
Selain itu, Nelson alias Kacang berteriak kepada temannya untuk memanggil massa dan tidak lama kemudian ada puluhan orang datang mengepung halaman pasca sarjana sambil membawa klewang dan senjata lainnya.
Untung personil Polsek Medan Baru segera turun dan meredam kericuhan tersebut dan Heri Tinambunan mengaku akhirnya dilepas oleh Yudi dan kawan-kawannya.
Korban pemukulan lainnya, Surya Lumbangaol juga mengaku bahwa dia bersama korban lain bernama Gabriel Sinaga awalnya mendapat informasi untuk berjaga di pos pengamanan karena telah terjadi kericuhan.
“Aku dan Gabriel Sinaga yang mendapat kabar ada ribut-ribut pun langsung menuju pos security. Oleh Yudi (diduga pelaku) bersama 3 orang lainnya yang enggak kutahu aku sama Gabriel ditarik masuk ke dalam pos. Disana aku dipukuli bahkan Gabriel Sinaga dipukul pakai stik hockey oleh yang namanya Godel karena mau membelaku,” katanya.
Kejadian itu membuat Surya Lumbangaol dan Gabriel Sinaga harus pasrah berada di dalam pos security karena Yudi dan kawan-kawannya mengepung pos tersebut dan tidak memperbolehkan mereka keluar.
“Untung gak lama datang polisi. Makanya aku dan Gabriel Sinaga bisa keluar dari situ (pos security),” pungkasnya.
Diketahui bahwa kericuhan hingga terjadinya pemukulan terhadap 4 tenaga security itu bermula saat salah seorang ‘orang suruhan’ Elyas Pardede bernama Nelson alias Kacang melakukan provokasi terhadap rekannya saat berada di depan ruang Pembantu Rektor (PR) II Gedung Biro Rektor UDA.
Saat itu, kata saksi mata yang merupakan security yang berjaga di depan ruang PR II tersebut, Nelson cs menghadang staff keuangan yang ada di ruangan itu untuk keluar karena pada hari itu Jumat (2/5/2025) siang usai memberikan gaji ke karyawan dan dosen UDA.
“Si Nelson alias Kacang itulah yang memanggil kawan-kawannya untuk berusaha menutup pintu pagar yang ada di depan pintu utama masuk ke Biro Rektor agar bagian keuangan tidak bisa keluar,” sebutnya.
Lantas, oleh security yang ada pun hadangan dari pihak Nelson pun akhirnya bisa dibubarkan meski sempat adu mulut antara pihak pengaman kampus dan ‘orang suruhan’ Elyas Richard Pardede.
Bahkan, katanya, Nelson pun sempat meneriaki staf keuangan yang keluar dari ruangan PR II dengan sebutan ‘perampok’.
“Karena provokasi itu memang terjadi saling dorong dan cekcok mulut antara sekuriti kampus dan pihak ‘orang suruhan’ Elyas Richard Pardede itu,” pungkasnya.
Sementara itu Humas UDA Novita Sitorus yang turut mengantarkan para pelapor ke Polrestabes Medan meminta pihak kepolisian segera menangkap para pelaku penganiayaan.
Laporan korban Heri Swardi Tinambunan diterima oleh petugas SPKT Ipda Ahmad Junaidi dengan nomor STTLP/B/1459/V/2025/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA.
Richard Elyas Pardede sendiri merupakan Ketua Pembina Yayasan Perguruan Darma Agung (YPDA) berdasarkan Akte Nomor : 02 tahun 2025.
Dalam akte itu, dia menunjuk Hana Nelsri Kaban yang merupakan istrinya sebagai Ketua yayasan yang menaungi Universitas Darma Agung (UDA) dan Institute Saint dan Tekhnologi TD Pardede (ISTP) Medan. (h01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.