Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa pembuat pesawat dunia, Airbus, mengonfirmasi menghadapi masalah kualitas industri baru pada panel logam di sejumlah jet keluarga A320, Senin. Ini terjadi hanya beberapa hari setelah perusahaan melakukan penarikan massal (recall) global 6.000 jet untuk perbaikan perangkat lunak.
Mengutip Reuters, Selasa (2/12/2025), Airbus telah menemukan masalah kualitas yang memengaruhi panel fuselage (badan pesawat) di beberapa lusin pesawat keluarga A320. Hal ini menyebabkan penundaan pada beberapa pengiriman.
"Airbus mengonfirmasi telah mengidentifikasi masalah kualitas yang memengaruhi sejumlah kecil panel logam A320," kata seorang sumber internal.
"Sumber masalah telah diidentifikasi, diatasi, dan semua panel yang baru diproduksi telah memenuhi semua persyaratan".
Airbus mengonfirmasi bahwa sumber masalah berasal dari pemasok, meskipun identitasnya dirahasiakan. Perusahaan itu meyakinkan bahwa sumber masalah telah diidentifikasi, ditangani, dan semua panel yang baru diproduksi telah sesuai dengan persyaratan.
Total jet yang terdampak masalah fuselage ini diperkirakan mencapai sekitar 50 unit. Namun, masalah kualitas ini muncul pada waktu yang sangat genting bagi Airbus di mana perusahaan tersebut tengah berjuang keras untuk memenuhi target pengiriman yang ambisius untuk tahun ini, yaitu sekitar 820 jet.
Sebelumnya, indikasi pengiriman di bulan November tercatat lebih rendah dari yang diharapkan analis, hanya 72 pesawat. Sehingga Airbus harus mencapai kinerja "astronomis" lebih dari 160 jet pada Desember untuk mencapai targetnya.
Rob Stallard, ahli kedirgantaraan dari Vertical Research Partners, mengatakan bahwa masalah ini datang di waktu yang sangat buruk. "Sudah merupakan permintaan besar bagi Airbus untuk mencapai angka pengiriman 2025 itu, dan masalah fuselage ini tidak mungkin datang pada waktu yang lebih buruk," kata Rob Stallard.
Masalah kualitas fuselage ini terpisah dari tantangan sebelumnya, yaitu recall akhir pekan terhadap lebih dari separuh armada A320 di seluruh dunia. Recall sebelumnya disebabkan oleh kerentanan perangkat lunak terhadap suar matahari (solar flares).
Analis memperkirakan hasil pengiriman akhir tahun Airbus mungkin akan "sedikit lebih rendah" dari target, dan dampak dari cacat fuselage ini berpotensi meluas hingga mempengaruhi jadwal pengiriman pada tahun 2026.
"Saham maskapai pelanggan besar seperti Lufthansa dan easyJet juga terdampak lebih rendah," kata sejumlah pedagang.
(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1

















































