
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
GOMO, Nisel (Waspada): Acara pamitan atau doa bersama siswa Kelas XII SMA Negeri I Gomo, Kqbupaten Nias Selatan Tahun Pelajaran 2024/2025 merupakan suatu wujud dan bentuk ucapan terima kasih kepada seluruh guru ya g telah mendidik dan mengajar mereka agar menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara.
Acara pamitan dan doa bersama yang dilaksanakan pada Rabu (23/4) lalubertempat di SMAN 1 Gomo diprakarsai oleh siswa sekolah tersebut bersama orangtua.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Kepala sekolah SMA Negeri I Gomo, Sudirman Telaumbanua ketika dikonfirmasi Waspada Rabu (30/4) terkait pamitan dan doa bersama yang dilakukan siswa kelas XII memgatakan kegiatan tereebut murni merupakan inisiatif dan gagasan orang tua siswa.
“Benar pak, sama sekali saya tidak pernah menyuruh atau meminta siswa/siswi untuk melaksanakan pamitan di SMA Negeri I Gomo, apalagi melakukan pemungutan uang seperti yang dituduhkan,” Sudirman Telaumbanua
“Justru saya sudah melarang siswa/siswi melakukan kegiatan pamitan atau doa bersama mengingat sudah ada perintah dari Kepala Cabang Dinas (Kacab) Wilayah IV Telukdalam Yasokhi Hia,” ungkapnya.
Menurut Sudirman, perintah Kacabdis Wilayah XIV Telukdalam tersebut juga sudah disampaikan kepada komite sekolah, bahwa setiap kegiatan pamitan atau acara perpisahan tidak boleh dilaksanakan mengingat sudah ada perintah pimpinan wilayah cabang dinas,” pungkas Sudirman.
Sementara Ketua Komite SMA Negeri I Gomo, Baloizatulo Telaumbanua alias Ama Septin mengatakan bahwa acara pamitan tersebut dilaksanakan langsung oleh siswa/siswi bersama orang tua tanpa diketahui Kepala SMA Negeri 1 Gomo.
“Bahkan saya juga melarang para siswa/siswi untuk tidak melaksanakan yang namanya pamitan. Justru mereka bersama orang tua bersikeras tetap melaksanakan acara pamitan dengan alasan sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada bapak ibu guru,” ujarnya.
Terkait kata sumbang atau tuduhan miring terhadap kasek, guru bahwa meminta sejumlah uang dari siswa Kelas XII SMA Negeri I Gomo untuk kegiatan pamitan hal itu tidaklah benar. Pamitan yang dilakukan oleh siswa murni atas kemauan dan inisiatif para orang tua siswa dan murid, ungkap Baloizatulo.
Pada kesempatan bersamaan, Ketua Panitia Pamitan atau Doa Bersama, Valeria Sixce Leanta Telaumbanua, kepada Waspada menyampaikan acara ini mulanya mereka mengadakan rapat pembentukan panitia pamitan bersama teman-teman.
“Ini inisiatif kami bersama siswa kelas XII SMA Negeri 1 Gomo dan ini merupakan ucapan syukur dan terimakasih kepada Kepala Sekolah dan Guru SMA Negeri 1 Gomo karena kami telah dididik dan diajarkan berbagai ilmu pe getahuan selama 3 tahun,” ujar Valeria.
Menurut Valeria, mereka telah sepakat tetap melaksanakan pamitan, karena itu sudah menjadi hal yang lumrah ketika berterimaksih kepada guru.
Valeria menegaskan acara pamitan tersebut jmurni dari inisiatif para siswa dalam pelaksanaan tanpa ikut campur guru maupun kepala sekolah SMA Negeri 1 Gomo.
“Terkait tuduhan kepada Bapak Kepala Sekolah bahwa ianya memungut uang pamitan kepada siswa/siswi sekali lagi kami tegaskan itu tidak benar alias fitnah (hoax),” tandas Valeria.
Dari dana sumbangan para siswa dibantu orangtua dikelola langsung oleh panitia pamitan tanpa melibatkan kepala sekolah maupun guru guru.
Sementara Martiani Telaumbanua alias Ina Restui salah seorang dari orangtua siswa yang ditemui Waspada membenarkan mereka mendukung anak anak mereka untuk melaksanakan acara pamitan sebagai wujud ucapan terimakasih kepada para guru yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak anak mereka.
“Apa salah kalau orang tua bersama siswa melaksanakan pamitan atau doa bersama terhadap para bapak ibu guru yang selama ini telah menjadi orang tua anak kami selama tiga tahun lamanya,” ujar Martiani.
“Kita sebagai manusia dan punya budaya tau berterima kasih atas dedikasi yang tinggi para bapak ibu guru yang telah membentuk dan mendidik anak kami hingga dapat menamatkan sekolah. Itulah rasa ucapan terimakasih kami sebagai orang tua murid, bukan bentuk uang dan hadiah hanya doa dan kata ucapan terimakasih,” ujar Martiani
“Kalau ada kata tuduhan ada pungutan para bapak ibu guru, atas pamitan yang kami laksanakan, terlalu naif dan tidak berperikemanusiaan. Sebagai umat ciptaan Tuhan kita selalu tau bersyukur dan berterimakasih kepada orang yang telah berjasa kepada kita,” pungkas Martina. (a26/chbg)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.