Zulhas Bongkar Fakta di Balik RI Buka Lagi Keran Impor Gula, Ada Apa?

2 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali membuka keran impor gula tahun ini, meskipun sebelumnya menegaskan akan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Keputusan ini ternyata merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan, pemerintah tetap berusaha menekan impor sejumlah komoditas utama. Tetapi untuk gula, kebijakan tersebut untuk tahun ini tidak bisa diterapkan.

"Kami ikhtiar dulu. Kita larang, kita tidak impor beras, kita sudah putuskan tidak boleh impor jagung, tidak boleh impor garam. Gula sudah boleh, perintah Presiden, jadi saya nggak berani," kata Zulhas dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Adapun untuk tiga komoditas lainnya, beras, jagung, dan garam, masih dalam upaya pengurangan impor. "Jadi tiga komoditas itu, kita usaha dulu," ujarnya.

Alasan Dibukanya Impor Gula

Keputusan impor gula diambil dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Pangan pada 12 Februari 2025 lalu. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menjelaskan, impor dilakukan bukan karena kekurangan produksi, tetapi untuk menjaga stok cadangan pangan pemerintah (CPP), terutama menjelang Ramadan dan Lebaran.

"Importasi bukan dalam bentuk GKP (gula kristal putih), tidak langsung begitu. Yang jadi catatan adalah importasi yang dilakukan ini hanya untuk CPP. Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah. Bukan karena kekurangan produksi, karena kita masih cukup sekitar 4 sampai 5 bulan. Namun kita tidak boleh ambil risiko untuk CPP," jelas Arief dalam keterangannya, Kamis (13/2/2025).

Dia juga menyoroti kenaikan harga gula yang mulai berpengaruh terhadap inflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga gula berkontribusi sebesar 1,4% terhadap inflasi nasional.

"Kita bicara untuk peningkatan CPP, karena CPP gula ini perlu. Tadi harga gula dilaporkan BPS, harganya mulai bergerak naik. Sehingga kita semua memerlukan tambahan berupa raw sugar yang nanti akan diproses untuk CPP," tambahnya.

Sebagai catatan, pada Desember 2024 lalu Zulhas mengatakan, mulai tahun 2025 Indonesia tidak akan mengimpor beras konsumsi, gula konsumsi, garam konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak.

Saat itu, Zulhas optimistis produksi pangan nasional cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Misalnya, produksi beras 2025 diproyeksikan mencapai 32 juta ton dengan kebutuhan 31 juta ton. Hal serupa berlaku untuk jagung dan garam, yang diprediksi mengalami surplus.

Namun, realitas di lapangan membuat pemerintah harus menyesuaikan kebijakan. Keputusan impor gula ini menunjukkan ketahanan pangan nasional masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam menjaga stabilitas harga dan stok pangan di tengah meningkatnya permintaan.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Zulhas Puji Presiden Prabowo, Baru Ini Pangan Jadi Prioritas

Next Article Kasus Impor Gula Mencuat, Kenapa RI Bergantung Gula Impor?

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |