Zulhas Beberkan 2 Kuncian Utama Swasembada Pangan, Ada Food Estate?

2 weeks ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus berupaya dalam mewujudkan swasembada pangan. Bahkan, swasembada pangan yang sebelumnya ditargetkan terealisasi pada tahun 2029 mendatang, kini dipercepat menjadi tahun 2026. Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Zulhas mengungkapkan, setidaknya ada dua jurus utama atau strategi yang tengah dilakukan pemerintah untuk mewujudkan target tersebut, yakni mencakup pembangunan lahan pertanian baru (food estate) dan optimalisasi lahan pertanian yang sudah ada.

"Nah, ada dua langkah yang kita lakukan. Pertama, tentu tidak ada pilihan, kita harus membangun yang baru," ujar Zulhas.

Mulanya, Zulhas menyoroti kondisi Pulau Jawa yang sudah kelebihan kapasitas penduduk dan mengalami alih fungsi lahan pertanian secara masif. "Jawa itu mestinya 80 juta, penduduknya sudah 90 juta. Sebagian daerah sudah di bawah permukaan laut, lahan pertanian berubah menjadi industri, perumahan, dan sebagainya," jelasnya.

Dia menilai, idealnya Jawa menjadi pusat keuangan, pendidikan, dan industri kreatif, bukan pusat pertanian. Namun kenyataannya, hampir 60% hasil pertanian masih berasal dari Jawa. Oleh karena itu, pemerintah mengembangkan food estate di luar Pulau Jawa, seperti di Merauke, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.

"Sekarang Mentan (Menteri Pertanian) lagi di Merauke. Di sana besar sekali, lebih luas dari Pulau Jawa. Akan dikembangkan 1-2 juta hektare lahan pertanian," katanya.

Kendati demikian, pembangunan lahan baru ini memerlukan waktu yang tidak sebentar agar menghasilkan. "Paling cepat 5 tahun, mungkin 7 tahun. Karena harus bangun irigasi, jalan, sawah, perbaikan pH tanah, hingga kesiapan SDM," imbuh dia.

Selain membangun yang baru, langkah kedua adalah mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada. Zulhas menegaskan bahwa pemerintah telah mengkaji luas lahan sawah yang bisa dimaksimalkan.

"Kita mulai dulu lihat, berapa sebetulnya luas pertanian kita, minimal untuk padi. Karena padi dan jagung tahun ini diminta tidak impor lagi," ucap dia.

Dari hasil kajian yang dilakukannya, luas sawah yang ada mencapai 7,4 juta hektare, dengan total lahan pertanian sekitar 10 juta hektare. Produksi gabah saat ini sekitar 54 juta ton, tetapi sempat turun akibat El Niño menjadi 53 juta ton. Salah satu kendala utama adalah masih banyak sawah yang hanya bisa panen sekali setahun karena bergantung pada curah hujan.

"Kami pelajari kenapa? Ah, akhirnya ketemu masalahnya. Kita lihat. Oh rupanya yang 1 kali panen itu mengandalkan curah hujan, yang 2 kali panen itu irigasinya masih oke. Jadi selama 28 tahun, tidak ada irigasi baru. Ada yang rusak, ada yang belum dibangun. Inilah yang menjadi fokus kita," jelasnya.

Pemerintah pun telah mengalokasikan dana Rp22 triliun di Kementerian PUPR khusus untuk perbaikan dan pembangunan irigasi. "Kami minta ratas dari Pak Presiden. Pak, ini ada masalah irigasi. Tolong kita benarkan dulu, khusus untuk irigasi. Sudah, putus Pak," ungkap Zulhas.

Namun, tantangan birokrasi juga muncul. "Irigasi itu ada urusan kabupaten, provinsi, dan pusat. Aturannya nggak boleh dibangun pusat kalau statusnya jalan kabupaten. Nah, karena itu, perlu payung hukum. Sekarang Inpres (Instruksi Presiden) tentang irigasi sudah jadi," tambahnya.

Dengan perbaikan irigasi seluas 2 juta hektare, diharapkan sawah yang sebelumnya hanya panen sekali setahun bisa meningkat menjadi dua kali panen. "Kalau rata-rata 5 ton per hektare, tambah sekali panen, berarti bisa menambah 10 juta ton gabah. Jadi total produksi beras bisa naik jadi 33-34 juta ton," jelasnya.

Lebih lanjut, Zulhas menegaskan bahwa pemerintah sangat serius dalam mencapai swasembada pangan, terutama dengan dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto.

"Pak Prabowo sangat concern soal ini. Apa yang kita minta, dikasih beliau. Pak ini kurang irigasi, oke. Pak ini pupuk (kepanjangan rantai distribusinya), oke. Jadi dukungan orang nomor satu ini sangat menentukan," kata dia.

Dengan dua strategi utama ini, pembangunan food estate dan optimalisasi lahan yang ada, Zulhas yakin Indonesia bisa mencapai swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya.

"Kami yakin, kami percaya diri, tahun ini kita tidak impor beras lagi," tegasnya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Zulhas Puji Presiden Prabowo, Baru Ini Pangan Jadi Prioritas

Next Article Pemerintahan Prabowo Gelontorkan Rp139,4 Triliun Demi Ketahanan Pangan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |