Wamentan Ingatkan Petani Jangan Termakan Hoaks, Pupuk Tidak Gratis

1 hour ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono meminta petani tidak termakan isu menyesatkan soal pupuk gratis. Kata dia, pemerintah telah menurunkan harga pupuk hingga 20% demi meringankan beban biaya produksi petani.

Hanya saja, imbuh dia, saat ini beredar kabar pemerintah membagikan pupuk gratis. Saat menghadiri pelantikan Tani Merdeka di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (30/11/2025), Sudaryono dengan tegas membantah kabar tersebut.

Dalam acara itu, Sudaryono yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina DPN Tani Merdeka Indonesia, bertemu langsung dengan petani dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Ia mengatakan, berbagai kebijakan pemerintah saat ini bukan hanya rencana di atas kertas, tetapi program nyata yang sudah berjalan dan memberikan manfaat nyata bagi jutaan petani.

"Jadi pupuknya bukan gratis. Yang ada, harga pupuk diturunkan 20 persen, jadi harganya lebih terjangkau. Ini juga salah satu langkah konkret pemerintah untuk meringankan beban petani," kata Sudaryono dalam keterangannya, dikutip Senin (1/12/2025).

Sejumlah kebutuhan strategis petani, kata dia, mulai dari benih, irigasi, hingga dukungan harga pembelian pemerintah (HPP), sudah mulai terpenuhi. Karena itu, Sudaryono, mengajak petani yang telah merasakan manfaatnya untuk turut menyampaikan pengalaman mereka kepada publik.

Dia pun mengingatkan banyaknya narasi yang kerap memunculkan persepsi keliru dan dapat mengganggu kepercayaan petani terhadap program pemerintah.

"Kita ingin mengajak semua teman-teman petani di seluruh wilayah. Banyak kebutuhan petani yang sudah kita penuhi, dan ini harus disuarakan dengan baik. Kita bela yang baik," ucapnya.

"Jangan sampai opini-opini yang tidak berdasar membelokkan fakta. Apakah seluruh program sudah sempurna? Belum. Ada hal-hal yang perlu diperbaiki, dan itu pasti kita benahi. Namun bukan berarti kerja besar yang sudah berjalan diabaikan begitu saja," tegasnya.

Karena itu, ujarya, suara petani penting untuk tersampaikan ke publik.

"Kita perlu menggalang komunitas petani. Banyak yang sudah merasa terbantu, dan pengalaman mereka harus digaungkan. Jangan sampai narasi pertanian justru dikendalikan oleh mereka yang tidak mengerti dunia pertanian," kata Sudaryono.

(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |