Waled Jamal: Air Mata Mualem Gambaran Pemimpin Yang Berempati Dan Tulus

22 hours ago 5

PADAHAL…Dia tidak memiliki sayap, tetapi sanggup berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Dia juga tidak memiliki kekuatan super seperti dalam film – film fiksi, namun tetap mencoba mengerahkan seluruh kekuatan yang ada untuk memberi pertolongan kepada seluruh warga Aceh yang baru saja dilanda bencana banjir bandang.

Namun, sehebat dan sekuat apa pun, sebagai manusia biasa, air mata yang ditahan sebelumnya, akhirnya pecah dan turun membasahi pipi. Matanya terlihat sembab akibat terlalu lama menahan rasa sedih juga disebabkan oleh rasa lelah dan kantuk.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Itu bukan air mata pria yang cengeng, tetapi air mata yang menggambarkan kalau Mualem (Muzakir Manaf) adalah sosok pemimpin yang berempati dan tulus terhadap warganya. Dia sosok pemimpin yang bertanggungjawab,” sebut Pimpinan Dayah Qari Hafidz (QAHA) Ukhwatul Quran Kota Lhokseumawe, Waled Jamaluddin HK kepada Waspada.id, Minggu (14/12) sore.

Kata Waled Jamal, Aceh benar – benar sedang diuji oleh Allah SWT di bawah kepemimpinan Mualem – Dek Fadh. Betapa tidak, di penghujung tahun, tepatnya pada 26 November 2025 seluruh tanah Aceh dilanda bencana mulai tanah longsor hingga banjir bandang dengan ketinggian genangan air, dari setinggi dada orang dewasa hingga menenggelamkan rumah – rumah warga.

Pasca dilanda bencana alam hidrometeorologi, kondisi Aceh porak – poranda dan hancur berkeping – keping. Bencana alam ini berhasil memutuskan jembatan dan jalan penghubung Gayo Lues dengan Aceh Tengah. Aceh Tengah dengan Bener Meriah, dan Bener Meriah dengan Aceh Utara atau pun Kabupaten Bireun.

Warga di sana kehilangan akses dan benar – benar terkurung (terisolasi). Akibatnya, warga di sana kesulitan untuk mendapatkan pasokan logistik, Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG, krisis air bersih, terputusnya jaringan telekomunikasi, padamnya arus listrik dari PLN. Mereka di sana harus bahu – membahu membantu sesama untuk evakuasi para korban dalam bencana tersebut.

Agar tidak menderita kelaparan, warga tiga kabupaten itu berduyun – duyun turun gunung dengan berjalan kaki menghabiskan waktu tiga hari dua malam menuju Aceh Utara dan ke Kota Lhokseumawe atau ke Kabupaten Bireun untuk mencari logistik dan berbagai keperluan lainnya dengan cara membarter hasil kebun dengan kesepakatan harga dari dua pihak.

Jika pun ada yang berhasil mengantarkan bantuan logistik ke dataran tinggi tanah Gayo lewat jalur udara. Bantuan tersebut menumpuk pada satu titik (bandara) disebabkan tidak ada kendaraan yang mampu menerobos titik – titik lokasi bencana. Jika ada kendaraan, mereka tidak memiliki BBM. Kondisi ini yang membuat korban bencana di sana terancam kelaparan.

Bukan hanya itu, kondisi warga di sana saat ini mulai sakit – sakitan dan kesulitan untuk mendapatkan obat – obatan. Untuk membuka akses jalan dan jembatan yang terputus, Aceh kekurangan alat berat. Mualem membutuhkan uluran tangan dari pemerintah pusat, agar segala kebutuhan dapat tereanuhi dan segera dapat membebaskan seluruh koban bencana alam ini dari krisis kemanusiaan.

Semestinya, kata Waled Jamal, pemerintah pusat sudah harus menetapkan bencana hidrometeorologi yang melanda Aceh dan Sumatera sebagai bencana nasional. Bukankah, syarat penetapan bencana nasional itu adalah jika terjadi gangguang kehidupan dan gangguan penghidupan. Ke dua hal in, sebut Waled Jamal, telah terjadi di Aceh. “Ini salah satu alasan, Mualem menangis.”

Tangisan Mualem terjadi, karena jiwanya mampu memahami dan merasakan apa yang orang lain rasakan. Mualem, kata Waled Jamal, telah menempatkan dirinya pada posisi warga yang terdampak dari bencana ini. Jiwanya telah tersambung dengan jiwa – jiwa seluruh masyarakat Aceh. Sehingga, secara emosional dia merasakan kepedihan yang sedang melanda warganya.

“Mualem menangis bukan hanya karena sekadar merasa kasihan, tetapi karena Mualem memahami perasaan, merasakan emosi warganya hingga Mualem termotivasi untuk membantu. Makanya saya katakan, Mualem itu pemimpin yang berempati dan tulus.”

Jiwa Mualem semakin gelisah ketika mendapati warga Kabupaten Aceh Tamiang mengalami musibah yang dahsyat. Pasca dilanda banjir bandang, kabupaten ini terlihat berserakan dan kacau balau. Seluruh sarana infrastruktur rusak, areal perkebunan hancur, rumah -rumah warga rusak parah dan tidak sedikit rumah yang hilang diseret banjir.

“Banyak orang meninggal di sini. Akses jalan untuk mencapai lokasi bencana putus. Warga di sini pun terancam kelaparan akibat tidak ada bantuan logistik. Kenyataan ini membuat hati dan perasaan Mualem remuk redam,” sebut Pimpinan Dayah QAHA Ukhwatul Quran Lhokseumawe ini, seraya menambahkan, pemandangan yang ada di Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tamiang dan Aceh Utara, juga terlihat di hampir seluruh kabupaten yang ada di Aceh.

Dua minggu pasca banjir bandang dan longsor menimpa Aceh, berbagai aktifitas masyarakat lumpuh. Aceh terlihat seperti kota mati ditambah terjadi pemadaman arus listrik dan hilangnya jaringan internet, terjadi kelangkaan BBM serta berbagai ha; lainnya. “Meskipun dengan berbagai kekurangannya, Mualem terus bergerak dan menggerakkan seluruh kekuatan yang ada untuk mengirimkan berbagai bantuan ke seluruh titik yang dilanda bencana di seluruh Aceh,” sebutnya.

Pada kesempatan itu, Waled Jamal mengucapkan terima kasih kepada seluruh relawan dan unsur pemerintah yang telah memberikan bantuan kepada warga baik siang maupun di malam hari. Dia juga berterimakasih kepada TNI/Polri yang telah bekerja siang dan malam untuk membantu masyarakat.

“Kami mendoakan, semoga Allah Swt memberikan kekuatan kepada Mualem agar mampu melewati persoalan ini dan mampu membantu warganya dengan maksimal hingga Provinsi Aceh kembali pulih dan bahkan menjadikan Aceh menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sekarang Mualem sudah tidak peduli, bencana Aceh ditetapkan sebagai bencana nsional atau tidak, sebagai pemimpin dia terus melakukan tugasnya,” demikian Mualem Jamal.

Maimun Asnawi, S.Hi.,M.Kom.I

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |