Valuasi Saham Menara Kelewat Murah, Menarik Dilirik?

16 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten menara sudah dihargai pada valuasi yang sangat murah. Pergerakan secara teknikal dalam sebulan ini juga mulai moncer. Apakah menarik untuk dilirik lagi?

Dalam sebulan terakhir (MoM), pergerakan harga saham tiga emiten menara RI seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) mencatat pergerakan ciamik.

Saham TOWR mencatat pergerakan paling pesat sampai lebih dari 16% MoM, kemudian diikuti saham MTEL dan TBIG yang menguat di kisaran 9%.

Pada tahun ini, sektor menara Tanah Air diperkirakan masih akan memperkuat posisinya melalui strategi akuisisi dan penambahan menara baru, serta pengembangan infrastruktur fiber optic untuk mendukung pendapatan.

Pengembangan layanan FIber-To-The-Home (FTTH) guna memenuhi demand dari broadband dan penawaran bundling layanan kepada operator seluler potensi memberikan ruang pertumbuhan pada tahun ini.

Meningkatkan kebutuhan menara di wilayah 3T atau yang belum terjangka memberikan peluang bagi sektor menara untuk masuk, terutama untuk percepatan pembangunan jaringan serat optic.

Di sisi lain, prospek penurunan suku bunga juga akan cukup menguntungkan bagi sektor ini lantaran akan memberikan keringanan ongkos pinjaman. Sebagaimana kita tahu, sektor menara merupakan bisnis padat modal, sehingga rasio utang bisa dibilang cukup tinggi dibandingkan sektor lainnya.

Terutama untuk yang memiliki utang berbunga bank atau berdenominasi dolar AS akan memiliki risiko yang lebih tinggi.

Meski begitu, kami menilai masih ada potensial upside dari sektor menara ini mencermati dari valuasi yang sudah sangat murah.

Kami menggunakan valuasi Price to Book Value (PBV) saat ini dibandingkan dengan rata-rata PBV selama lima tahun terakhir.

Pilihan teratas tertuju pada saham TOWR yang memiliki potensial upside tertinggi menilai dari diskon yang paling murah, kemudian diikuti MTEL dengan diskon lebih dari 20%. Sementara TBIG di posisi paling netral dengan diskon atau potensial upside di kisaran 8%.

Berikut rinciannya :

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |