Update Terbaru Perang 2 Tetangga Dekat RI: 20 Tewas, 600.000 Ngungsi

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertempuran masih berkecambuk antara Thailand dan Kamboja. Hingga Kamis, media melaporkan bagaimana suara ledakan terdengar di dekat kuil-kuil berusia berabad-abad, di sepanjang perbatasan kedua negara.

"Setidaknya 20 orang tewas dalam pertempuran perbatasan terbaru yang kembali berkobar pekan lalu," kata para pejabat, dikutip Jumat (12/12/2025).

"Sekitar 600.000 orang, sebagian besar di Thailand, telah mengungsi dari daerah perbatasan di dekat tempat jet, tank, dan drone terlibat pertempuran," muat AFP.

Lebih rinci, Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan lebih dari 192.000 orang telah dievakuasi. Sementara di Thailand, pihak berwenang mengatakan lebih dari 400.000 warga sipil telah mengungsi ke tempat lain.

Sebenarnya, kedua negara tetangga dekat RI itu berselisih mengenai demarkasi era kolonial di perbatasan sepanjang 800 kilometer (500 mil) Thailand-Kamboja. Mereka sama-sama mengklaim sejumlah kuil bersejarah.

Bentrokan pekan ini adalah yang paling mematikan sejak pertempuran selama lima hari pada bulan Juli yang menewaskan puluhan orang. Sebelumnya di Oktober, gencatan senjata yang kini buyar sempat disepakati, setelah intervensi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Saya hanya ingin pulang dan bertani lagi," kata warga berusia 61 tahun, Rat, yang mengatakan harus meninggalkan rumahnya dan melarikan diri bersama keluarganya yang berjumlah delapan orang.

"Saya tidak ingin perang ini berlanjut," kata warga lain, Chae Yeang, yang berusia 88 tahun. "Saya hanya ingin perang ini berakhir dan ada kedamaian besok."

Respons Trump

Di sisi lain, Trump mengatakan ia berharap dapat berbicara dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja untuk menuntut penghentian bentrokan. Ia menyebut keduanya adalah pemimpin hebat dan berpikir bisa menyelesaikan konflik.

"Saya menemukan mereka adalah dua pemimpin hebat, dua orang hebat, dan saya telah menyelesaikannya sekali," kata Trump kepada wartawan pada hari Rabu waktu AS di Gedung Putih.

"Saya pikir saya bisa membuat mereka berhenti bertempur," tambahnya.

Di Washington, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump belum melakukan panggilan yang dijanjikan. Tetapi, tegasnya, pemerintahan jelas memantau ini di tingkat tertinggi dan sangat terlibat.

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |