Jakarta, CNBC Indonesia - Kita cenderung melupakan sebagian besar memori saat kecil. Bahkan beberapa ingatan hanya samar dan tidak terlalu rinci.
Peneliti dari Max Planck Institute for Human Development, Sarah Power menjelaskan soal fenomena yang disebut sebagai childhood amnesia yakni memori kabur saat berusia 3-6 tahun.
Dia mempelajari memori awal dari tikus dan manusia. Dari hasil ujicoba terdapat perbedaan antara keduanya.
Tikus dapat merekam memori meski tidak bisa mengingatnya saat dewasa. Pada penelitian lain, tikus bisa mengakses memori dan mengubah perilaku menjadi respons jika mengubah kadar protein reseptor pada otak.
Sementara manusia tidak bisa mengakses memori masa kecil. Mereka menggunakan memori orang lain untuk mengingat masa kecilnya.
"Jika Anda terus menerus melihat foto ulang tahun kedua Anda atau orang tua membicarakan kejadian lain, Anda menciptakan kenangan palsu ini dan setiap kali Anda mengingatnya, Anda memperkuat kenangannya," kata Power dikutip dari Popular Science, Kamis (5/6/2025).
Dia melakukan penelitian pada anak-anak berusia tiga hingga sembilan tahun. Semua kelompok mendiskusikan kejadian unik saat berusia 3 tahun dan orang tua diminta membahas kejadian tersebut dua hingga enam tahun kemudian.
Hasilnya anak-anak berusia 5, 6, dan 7 tahun mengingat 60% peristiwa sebelumnya. Sementara usia 8 atau 9 tahun mengingat hanya 40%.
Cara orang-orang yang lebih dewasa membahas peristiwa itu juga membuat bagaimana mereka mengingatnya di kemudian hari. Orang tua yang meminta menambahkan detil dan membantu membangun dunia cerita tersebut akan membuat ingatan yang lebih detil.
Selain itu ada juga istilah Infantile amnesia yang mengacu pada memori sebelum usia 3 tahun yang tidak bisa dikembalikan. Dalam sebuah studi pada anak-anak di bawah usia tiga tahun telah mampu membuat ingatan.
Namun ternyata infantile amnesia ini mengalami pengaturan ulang. Ini terjadi saat manusia beralih dari ketergantungan dengan orang tua menjadi mandiri saat akan menjadi dewasa.
(dce)
Saksikan video di bawah ini: