Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga astronaut China (taikonaut) terdampar di luar angkasa dan tak bisa pulang sejak bulan lalu. Penyebabnya, pesawat yang tersedia dihantam sampah luar angkasa pada awal November lalu, menyebabkan keretakan pada bagian jendela.
Kerusakan pada pesawat Shenzhou-20 tersebut dinilai tak aman untuk memulangkan para taikonaut ke Bumi. Lembaga Antariksa China (CMSA) kemudian meluncurkan pesawat pengganti Shenzhou-22 ke stasiun luar angkasa China, Tiangong.
Sebagai informasi, awak yang terdampak sejatinya merupakan penumpang Shenzhou-21. Mereka tiba di Tiangong tepat saat retakan Shenzhou-20 ditemukan.
Pesawat Shenzhou-21 yang mereka tumpangi harus menggantikan awak Shenzhou-20 untuk kembali ke Bumi. Alhasil, para taikonaut Shenzhou-21 terpaksa untuk sementara terdampar di stasiun tersebut.
Setelah penantian sebulan, dua anggota kru Shenzhou-21 melakukan aksi nekat, memanjat keluar stasiun ruang angkasa pada Senin (9/12) malam untuk memeriksa kerusakan pada jendela kapsul Shenzhou-20, seperti yang dilaporkan SpaceNews, dikutip dari Futurism, Kamis (1/12/2025).
Komandan misi Zhang Lu dan anggota kru lainnya, Wu Fei, menghabiskan total delapan jam di luar stasiun, meluangkan waktu untuk memotret dan menilai kerusakan yang ada, menurut keterangan CMSA.
Wu Fei merupakan astronaut China termuda yang melakukan EVA (Extravehicular Activity) selama perjalanan tersebut pada usia 32 tahun.
Sementara menunggu hasil investigasi mereka, perlu diapresiasi gerak cepat para taikonaut dan CMSA. Dalam hitungan minggu, program luar angkasa China mengidentifikasi masalah pada pesawat ruang angkasanya, mengirimkan kendaraan pengganti, dan melakukan perjalanan ke luar stasiun untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi.
Seperti yang ditunjukkan SpaceNews, Tiongkok telah berhasil meluncurkan lima roket sejak 5 Desember, dengan tiga roket Long March lepas landas hanya dalam waktu 24 jam untuk membangun konstelasi satelit raksasa.
Namun terlepas dari kemampuan peluncuran tersebut, kehadiran Tiongkok di orbit Bumi sama rentannya terhadap tabrakan puing-puing antariksa seperti negara lain. Stasiun Luar Angkasa Internasional, misalnya, harus berulang kali menyalakan pendorongnya untuk menghindari tabrakan dengan sampah antariksa. Bahkan satelit pun berisiko memicu reaksi berantai yang berpotensi menimbulkan bencana.
Untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada stasiun Tiangong, kedua taikonaut yang melakukan perjalanan luar angkasa juga memasang sistem perlindungan puing antariksa, meskipun CMSA tidak menjelaskan secara perinci apa yang dimaksud dengan sistem tersebut.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pesawat ruang angkasa Shenzhou-20 yang rusak mungkin suatu hari nanti akan mendapatkan kesempatan baru. Menurut pejabat CMSA, para taikonaut mungkin akan mencoba memperkuat jendela tersebut selama perjalanan luar angkasa di masa mendatang.
"Shenzhou-20 pada akhirnya akan kembali ke Bumi tanpa awak," kata juru bicara utama CMSA, Ji Qiming, kepada stasiun televisi milik negara CCTV awal bulan ini, seperti dikutip oleh South China Morning Post.
"Proses itu akan menghasilkan data uji yang paling realistis, sangat berharga dan bermakna untuk pekerjaan kita di masa depan," ia menambahkan.
Untungnya, tidak ada yang terluka selama kejadian tersebut. Awak Shenzhou-20 kembali ke Bumi dengan pesawat ruang angkasa Shenzhou-21 pada tanggal 14 November. Sementara itu, anggota awak Shenzhou-21 yang tersisa dapat mengandalkan kapsul Shenzhou-22 jika terjadi keadaan darurat.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1

















































