Telur Dadar vs Telur Rebus, Mana yang Lebih Sehat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang mengandalkan telur sebagai sumber protein harian karena harganya terjangkau dan bisa diolah dalam hitungan menit. Namun cara memasaknya ternyata bisa mengubah nilai gizi yang masuk ke tubuh.

Dari telur rebus hingga telur dadar, setiap teknik memasaknya memberi hasil yang berbeda pada kalori, lemak, dan nutrisi penting di dalamnya. Memahami perbedaannya bisa membantu memilih mana yang paling sesuai dengan kebutuhan harian.

Telur rebus menjadi pilihan paling sederhana dan bersih karena dimasak tanpa minyak. Metode ini menjaga sebagian besar nutrisi tetap utuh, dengan rata-rata 155 kalori, 13 gram protein, dan 11 gram lemak per 100 gram. Kandungan vitamin B12, vitamin D, riboflavin, kolin, dan selenium yang ada di dalamnya juga tetap terjaga. Ini yang membuat telur rebus sering dianggap pilihan ideal untuk menu sehat sehari-hari.

Teknik poached atau telur ceplok di air juga menawarkan profil gizi yang serupa. Telur dimasak perlahan dalam air panas tanpa kulit dan tanpa tambahan lemak, menghasilkan sekitar 143 kalori, 13 gram protein, dan 9 gram lemak per 100 gram. Proses memasak yang lembut ini menjaga ketersediaan nutrisi tetap optimal dan membantu tubuh mencerna protein secara lebih efisien.

Sementara telur dadar sedikit kurang sehat karena biasanya dimasak dengan minyak, mentega, keju, atau isian lain.

Tambahan bahan ini membuat nilai gizinya lebih bervariasi. Rata-rata, omelet memiliki 153 kalori, 11 gram protein, dan 11 gram lemak per 100 gram. Meski bisa menjadi lebih bernutrisi jika diisi sayuran atau daging tanpa lemak, penggunaan minyak dan keju dapat meningkatkan kalori secara signifikan.

Secara umum, telur rebus dan poached lebih cocok untuk mereka yang ingin menjaga kalori tetap rendah tanpa mengorbankan nutrisi. Keduanya tidak menambah lemak tambahan dan mempertahankan sebagian besar kandungan protein.

Sementara telur dadar atau omelet tetap aman dikonsumsi sebagai bagian dari diet seimbang, selama pemilihan bahan tambahannya lebih hati-hati. Pada akhirnya, pilihan bergantung pada preferensi pribadi dan kebutuhan nutrisi masing-masing.