Tarif Trump Jadi Bumerang, Warga AS Bersiap Ketiban Petaka

3 days ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 73% warga Amerika Serikat (AS) perkirakan harga akan naik akibat tarif Trump. Hal ini terungkap dari survei Reuters/Ipsos yang dirilis Selasa (8/4/2025).

Jajak pendapat Reuters/Ipsos, yang dilakukan secara daring dan nasional, mensurvei 1.027 orang dewasa AS dan memiliki margin kesalahan sekitar 3 poin persentase. Mereka disurvei selama tiga hari hingga Minggu, 6 April 2025.

Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa kebanyakan warga Amerika bersiap menghadapi harga yang lebih tinggi untuk berbagai barang konsumen menyusul langkah Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif baru yang besar pada impor dari sebagian besar dunia. Hanya 4% responden yang mengira harga akan turun dan sisanya tidak memperkirakan perubahan atau tidak menjawab pertanyaan.

"Sebanyak 73% responden mengatakan mereka mengira harga dalam enam bulan ke depan akan naik untuk barang-barang yang mereka beli setiap hari setelah pajak baru pada hampir semua impor mulai berlaku," tulis hasil survei tersebut.

Secara lebih terperinci, sekitar 57% responden jajak pendapat, termasuk seperempat responden dari Partai Republik Trump, mengatakan mereka menentang tarif baru, yang mencakup pungutan setidaknya 10% atas impor dari hampir setiap negara.

Sekitar 39% responden mendukung tarif baru, dan 52% mengatakan mereka setuju dengan argumen pemerintahan Trump bahwa negara-negara lain telah mengambil keuntungan dari AS dalam hal perdagangan internasional.

Sementara itu, sebagian besar warga Amerika terbagi berdasarkan garis partisan tentang apakah tarif yang lebih tinggi merupakan ide yang bagus. Setengah dari responden, termasuk hampir semua dari Partai Republik, mengatakan mereka setuju dengan pernyataan bahwa "setiap penderitaan ekonomi jangka pendek sepadan untuk membuat AS lebih kuat dalam jangka panjang. Setengah lainnya, termasuk hampir semua dari Partai Demokrat, tidak setuju.

Pengumuman Trump pekan lalu lalu tentang kenaikan tarif AS terbesar dalam beberapa dekade mengguncang Wall Street karena banyak ekonom memperkirakan kenaikan tarif tersebut akan mendorong harga lebih tinggi dan dapat memicu resesi di AS dan seluruh dunia.

Walau begitu, Trump sering mengutip pandangan itu sebagai alasan untuk memberlakukan hambatan perdagangan baru. Ia kemudian mengatakan bahwa tarif akan menyebabkan ledakan dalam manufaktur AS. Empat puluh empat persen responden mengatakan mereka tidak setuju dengan pandangan itu.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Vietnam Akan Hapus Seluruh Tarif Barang Dari AS

Next Article 'Teror' Tarif Trump Tak Cuma Ancam China, RI Cs di Ujung Tanduk

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |