Tarif Resiprokal Berlaku Hari Ini: iPhone - Sepatu Makin Mahal

3 days ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang pasar global lewat kebijakan tarif terbarunya yang diumumkan pada Rabu pekan lalu (2/4/2025). Selain memberlakukan tarif dasar yang berlaku pada Sabtu (5/4/2025), Amerika Serikat resmi memberlakukan tarif resiprokal pada hari ini, Rabu (9/4/2025).

Dikenal sebagai kebijakan "Hari Pembebasan" (Liberation Day), langkah ini memicu lonjakan harga pada berbagai barang konsumsi mulai dari elektronik hingga cokelat, seiring beban tambahan yang harus ditanggung para importir Amerika.

Trump menerapkan dua jenis tarif baru, tarif universal 10% untuk seluruh impor serta tarif resiprokal yang menyasar lebih dari 86 negara mitra dagang AS termasuk Indonesia. Kombinasi keduanya membuat biaya impor melonjak, dan beban ini diperkirakan akan langsung diteruskan ke konsumen melalui kenaikan harga barang.

Kebijakan ini mengulang pola yang sama seperti saat Trump menerapkan tarif pada mesin cuci pada masa jabatan pertamanya, yang menyebabkan harga median unit naik lebih dari 11%. Kini, ancaman kenaikan serupa mengintai berbagai produk sehari-hari.

1. Elektronik, iPhone hingga Televisi

Negara produsen utama elektronik seperti China, Taiwan, dan Korea Selatan menjadi target tarif baru. iPhone yang sebagian besar masih diproduksi di China akan terkena tarif total hingga 44% (10% universal + 34% resiprokal). Bahkan India yang kini mulai jadi alternatif produksi Apple juga akan dikenai tarif 36%.

2. Mobil, Kenaikan Harga hingga US$20.000

Mobil rakitan luar negeri akan menghadapi beban ganda: tarif universal 10% dan tarif khusus 25% yang berlaku mulai 5 April. Mobil buatan AS pun tak luput, karena sebagian komponennya berasal dari luar negeri dan kini ikut dikenai tarif.

3. Pakaian dan Sepatu

Produk tekstil dan alas kaki yang dijual di Walmart dan Target umumnya berasal dari China, Vietnam, dan Bangladesh. Ketiganya kini menghadapi tarif tinggi: 34% untuk China, 46% Vietnam, dan 37% Bangladesh. Kenaikan ini dapat berdampak langsung ke daya beli konsumen kelas menengah.

4. Anggur dan Wiski

Minuman beralkohol premium juga tidak luput dari kebijakan ini. Anggur Prancis dan Italia serta wiski asal Skotlandia akan dikenai tarif 20%, sementara produk asal Inggris seperti gin dan bir menghadapi tarif 10%.

5. Furnitur

Sekitar 30%-40% furnitur di pasar AS merupakan produk impor, terutama dari China dan Vietnam. Kedua negara tersebut kini harus menghadapi tarif tambahan yang membuat harga furnitur naik signifikan, terutama untuk segmen menengah dan murah.

6. Kopi dan Cokelat

AS sangat bergantung pada impor kopi dari Brasil dan Kolombia, yang kini masing-masing dikenai tarif 10%. Sementara itu, biji kakao yang berasal dari Pantai Gading dan Ekuador dikenai tarif 21% dan 10%. Imbasnya, produk olahan seperti cokelat batangan hingga minuman berbasis kakao akan terdampak.

7. Jam Tangan Swiss

Swiss terkena tarif baru sebesar 31%. Dampaknya terasa dari segmen jam tangan murah seperti Swatch hingga jam mewah seperti Rolex. Produk ini sangat sensitif terhadap harga, terutama di pasar ekspor.

Meski Trump mengklaim tarif ini akan "menurunkan harga dalam jangka panjang", para ekonom memperkirakan justru sebaliknya. Kepada CBS News, Scott Lincicome dan Colin Grabow dari Cato Institute menyebut kebijakan ini akan menaikkan inflasi, menekan pertumbuhan, dan memperbesar risiko perang dagang baru.

"Tarif ini akan membawa AS mendekati level proteksionisme era Smoot-Hawley 1930, yang saat itu memicu depresi besar," tulis mereka dalam pernyataan resmi.

Pemerintahan Trump menyatakan ada beberapa pengecualian sementara, seperti untuk semikonduktor, farmasi, dan mineral kritis. Namun, mereka tidak menutup kemungkinan akan mengenakan tarif tambahan ke sektor tersebut dalam waktu dekat.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |