Jakarta, CNBC Indonesia - Bersama Digital Infrastructure Asia mengumumkan perusahaan patungan dengan perusahaan data center global, Digital Realty. Perusahaan joint venture yang diberi nama Digital Realty Bersama diharapkan bisa mempermudah perusahaan lokal dan global untuk memanfaatkan berbagai layanan teknologi global di fasilitas data center di Indonesia.
Kemitraan strategis ini dimiliki secara seimbang (50:50) untuk mengembangkan dan mengoperasikan data center di seluruh Indonesia.
BDIA akan memberikan kontribusi platform data center carrier-neutral yang berbasis di Jakarta, yaitu Bersama Digital Data Centres (BDDC), ke dalam perusahaan gabungan tersebut.
Adapun pemegang saham mayoritas BDDC termasuk Provident Capital Partners, Saratoga Investama Sedaya, konsorsium yang dipimpin oleh Macguarie Asset Management, dan Distro Hub.
Berdasarkan website resmi perusahaan Digital Realty merupakan perusahaan global yang menyediakan lebih dari 300 fasilitas data center yang tersebar di lebih dari 50 kota. Valuasi perusahaan disebut melampaui US$ 61 miliar.
Digital Realty Bersama memiliki dan mengoperasikan kampus terkoneksi yang mencakup data center yang baru saja diluncurkan (CGK 11) dan berlokasi strategis di Jakarta Pusat, ditambah dengan data center lain (CGK 10) di kawasan Jakarta Barat.
Diluncurkan di awal dengan kapasitas TI 5 megawatt (MW), CGK 11 diharapkan mampu untuk memasok hingga 32 MW melalui tahapan perluasan selanjutnya.
Konektivitas ini akan dilengkapi dengan ServiceFabric , platform layanan Digital Realty, yang memungkinkan pelanggan mengelola alur kerja yang kompleks secara terpusat dan mengatur infrastruktur teknologi hybrid, serta tugas-tugas berbasis kecerdasan buatan AI.
"Teknologi ini akan mempermudah lokal dan global multinational company untuk berinteraksi secara digital dengan berbagai macam providers di seluruh dunia jika merekaberkolokasi di tempat kami. As simple as that," terang Angelo Syailendra, President Director BDIA, saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Penetrasi industri data center di RI per 1 juta populasi baru sekitar 5 megawatt. Angka ini mirip dengan Filipina, tetapi jauh lebih kecil ketimbang Malaysia dan Singapura, yakni 95 dan 245 megawatt.
"Kualitas digital infrastruktur, interconnectivity dan juga the speed of digital transformation di negara ini, kami harapkan kami dapat berkontribusi untuk membuatnya menjadi lebih baik dan menjadi lebih cepat," ujar Angelo.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Tarik Investor Raksasa Data Center, RI Bisa Contek Malaysia-Thailand
Next Article Video: Pusat Interaksi Ekonomi & Bisnis, Data Center Dibangun di Kota