Skema Pendanaan Multiyears LPDP Perkuat Riset Strategis Nasional

1 month ago 16
Pendidikan

9 Agustus 20259 Agustus 2025

Skema Pendanaan Multiyears LPDP Perkuat Riset Strategis Nasional Kepala Divisi Hukum dan Komunikasi LPDP, Mohammad Lukmanul Hakim.

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

BANDUNG (Waspada.id): Dana riset dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akan lebih difokuskan untuk riset berdampak ekonomi, dengan memanfaatkan fleksibilitas pendanaan skema multiyears.

Langkah ini dinilai penting untuk memastikan manfaat pendidikan tinggi langsung dirasakan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Riset yang didanai harus memberi kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. Kami ingin hasilnya berdampak luas,” kata Kepala Divisi Hukum dan Komunikasi LPDP, Mohammad Lukmanul Hakim, pada Konvensi Sains Teknologi dan Industri (KSTI) 2025 yang digelar Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (9/8/2025).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Saat ini, dana abadi untuk pendidikan yang dikelola LPDP mencapai lebih dari Rp126 triliun. Sedangkan dana abadi bidang penelitian lebih dari Rp12 triliun, dana abadi perguruan tinggi mencapai Rp10 triliun dan dana abadi kebudayaan mencapai Rp5 triliun.

Menurut Lukman, LPDP telah menyiapkan skema beasiswa khusus penelitian yang memiliki potensi komersialisasi dan kontribusi pada sektor strategis. Program ini akan mendorong kolaborasi perguruan tinggi, industri, dan pemerintah daerah dalam memanfaatkan hasil riset.

“Kami melihat potensi besar di bidang pertanian, energi terbarukan, dan teknologi kesehatan. Semua ini harus menjadi fokus riset agar berdampak pada ketahanan ekonomi dan kesejahteraan rakyat,” tambahnya.

Dengan status LPDP sebagai Badan Layanan Umum (BLU) sangat memungkinkan pendanaan riset skema multiyears. Dengan demikian, riset yang memerlukan fleksibilitas dari sisi waktu dapat terakomodir. “Contohnya riset pertanian yang sangat mengandalkan kondisi tertentu, sehingga kalau tidak dengan skema multiyears maka akan terhenti pendanaan penelitiannya,” kata Lukmanul.

Lukmanul juga menggarisbawahi soal prioritas pembiayaan beasiswa dan riset di bidang Sains Teknologi Enginering dan Matematika (STEM) yang berbasis hasil atau banyaknya lulusan.

“Memang ada prioritas bidang STEM, tapi lebih kepada upaya memaksimalkan lulusan lebih banyak ketimbang yang bukan bidang STEM,” jelas Lukmanul.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa dana abadi pendidikan harus menghasilkan manfaat jangka panjang dan berkelanjutan bagi ekonomi. Ia menyebut hilirisasi riset sebagai cara efektif mengubah pengetahuan menjadi nilai tambah nasional. “Investasi pendidikan bukan hanya membiayai proses belajar. Tetapi juga membangun ekosistem inovasi yang memperkuat daya saing bangsa di masa depan,” katanya.

Lukmanul Hakim berharap skema ini mampu mengubah paradigma riset di Indonesia menjadi lebih aplikatif dan selaras dengan kebutuhan industri. Ia optimistis, melalui sinergi berbagai pihak, Indonesia bisa menjadi pusat inovasi di kawasan Asia.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |