Jakarta, CNBC Indonesia - Ajudan Senior Kepresidenan Rusia, Nikolay Patrushev, menuturkan sebuah rencana aliansi militer Barat, NATO, untuk menyerang negaranya. Hal ini terjadi saat hubungan Moskow dan pakta pimpinan Amerika Serikat (AS) itu masih memanas lantaran perang di Ukraina.
Mengutip Russia Today (RT), Patrushev menyebut NATO tengah mengembangkan metode baru untuk menghadapi Rusia, khususnya melalui pengalihan bawah laut yang menargetkan jaringan pipa dan tanker. Ia menekankan bahwa taktik tersebut sebagian besar dilakukan oleh anggota blok itu di Eropa yang mengabaikan pemulihan dialog baru-baru ini antara Moskow dan Washington.
"Provokasi maritim telah menjadi bagian dari gudang metode subversif yang digunakan oleh Barat sejak Perang Dingin," katanya, seraya menambahkan bahwa berdasarkan keputusan UE tentang militerisasi skala besar di Eropa, ancaman militer terhadap infrastruktur pelabuhan Rusia dan kebebasan navigasi kemungkinan akan meningkat, dikutip Jumat (14/3/2025).
Patrushev melanjutkan dengan mengklaim bahwa negara-negara NATO sudah mempraktekkan serangan siber pada peralatan navigasi kapal-kapal Rusia. Hal ini dilakukan dengan tujuan akhir untuk memprovokasi situasi darurat.
"Menurut informasi yang tersedia, angkatan laut mereka berencana untuk mengintensifkan kegiatan teroris terhadap jaringan pipa bawah laut, kapal tanker, dan kapal kargo kering Rusia," ujarnya.
"Situasi saat ini terutama diatur oleh London, yang bertujuan untuk mengganggu normalisasi hubungan Rusia-Amerika dan negosiasi untuk menyelesaikan konflik Ukraina."
Pernyataan Patrushev menyusul pengumuman NATO baru-baru ini tentang peningkatan kehadiran militer di Laut Baltik. Blok tersebut telah meluncurkan Operasi Baltic Sentry, sebuah inisiatif yang ditujukan untuk meningkatkan patroli di wilayah tersebut dengan tujuan melindungi infrastruktur bawah laut.
Bulan ini, UE juga setuju untuk meningkatkan pengeluaran militer secara signifikan di antara para anggotanya, dengan Moskow menuduh blok tersebut tengah menempuh jalur militerisasi.
Pada bulan Januari, NATO mengumumkan peningkatan patroli rutin di Laut Baltik setelah beberapa insiden kabel bawah laut dilaporkan rusak. Beberapa anggota blok menyalahkan Rusia. Namun, penyelidikan selanjutnya tidak menemukan bukti keterlibatan Moskow. Kremlin juga keras membantah tuduhan tersebut, menekankan bahwa mereka tidak berniat menargetkan infrastruktur negara-negara NATO.
Moskow secara konsisten mengutuk penumpukan militer NATO di dekat perbatasannya dan mengecam upaya untuk memutus Rusia dari Laut Baltik sebagai tindakan provokatif. Kremlin telah berjanji untuk melindungi kepentingannya di kawasan tersebut, dengan menegaskan bahwa tindakan tersebut mengancam stabilitas regional.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 2 Negara NATO Ancam Blokir Kebijakan EU-Harga Emas Naik Lagi
Next Article Geger Benda Misterius Bayang-bayangi Udara NATO, Punya Rusia?