Jakarta, CNBC Indonesia- Di antara gelombang lautan yang tak henti berdesir, ada satu sumber pangan yang tak lekang oleh waktu. Sarden, ikan kecil yang kaya gizi, telah lama menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Dengan aksesibilitasnya yang luas, ketahanan dan keamanan, serta kreasi penyajiannya yang mudah, Ikan Sarden dalam kemasan telah ikut berperan penting sebagai solusi ketahanan pangan dan akses makanan, termasuk di kala bencana.
Pemerintah sendiri tengah giat mengkampanyekan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan, untuk meningkatkan konsumsi ikan dan kesadaran masyarakat akan manfaatnya, terutama terkait dengan kandungan gizi ikan sebagai sumber protein penting bagi tubuh. Ironisnya, sebagai negara maritim dengan 70% luas lautan, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih menjadi tantangan. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI pada Oktober 2023 menunjukkan angka konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih berada pada angka 57,61 kilogram/kapita. Sementara, jika melihat dari laporan dalam siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan Februari lalu, asupan protein masyarakat berada di angka 62,3 gram/kapita/hari di 2023, dengan 9,25 gramnya atau hanya 14,8% berasal dari protein hewani, khususnya ikan.
Di tengah target swasembada pangan di 2029 dan perdebatan panjang mengenai ketahanan pangan dan peningkatan konsumsi ikan sebagai sumber protein, bagaimana produk yang satu ini dapat berkontribusi? Serta, bagaimana inovasi dari produsen lokal bisa menjadi bagian dari solusi nasional?
Olahan Sarden, sumber protein yang sering terlupakan. Terjangkau & bergizi tinggi.
Protein adalah bahan bangunan utama tubuh manusia dan diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan sel, serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Asupan protein yang cukup menjadi kunci bagi tubuh untuk menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik.
Salah satu produk ikan olahan yang sering dipandang sebelah mata adalah Sarden. Ikan kecil ini tidak hanya digemari masyarakat, tapi juga yang kaya protein dan relatif lebih terjangkau.
Berdasarkan data dari ABC Indonesia, salah satu produsen Ikan Sarden kemasan yang telah hadir hampir 50 tahun di Indonesia, produk Sarden ABC dibuat dari ikan sarden segar, tanpa pengawet, menggunakan standar produksi ketat untuk mempertahankan kandungan gizi di dalamnya, termasuk Omega 3&6, DHA, Vitamin D, B3, B12, Kalsium dan Fosfor. Dengan kandungan protein mencapai 9g per 50g sajian, harga rata-rata produk sarden bisa 26% lebih murah dari ayam dan 61% lebih murah dari daging.
Selain disantap secara langsung, Sarden ABC juga bisa diolah menjadi berbagai kreasi menu. Salah satunya menjadi Tumis Sarden Tahu Telur, yang hanya membutuhkan bahan-bahan yang biasanya sudah tersedia di dapur seperti bawang putih, telur, garam, bawang merah dan jahe.
Foto: Sarden ABC
Menu Telur Sarden ABC
Selain mudah, menu olahan seperti ini dapat menjadi sumber protein bagi keluarga, dengan perkiraan nilai total kandungan protein sebesar 24.5 gram / porsi.
Foto: Sarden ABC
Resep Tahu Telur Sarden Krispi
Komitmen Keamanan & Kualitas, Sarden ABC untuk Program Makan Bergizi.
Salah satu hal penting untuk membudayakan konsumsi ikan adalah dengan membangun pemahaman yang benar, khususnya menyangkut aman tidaknya suatu produk untuk dikonsumsi.
Foto: CNBC Indonesia
Sarden ABC
Sejalan dengan agenda pemerintah Indonesia mendorong produk perikanan masuk dalam program strategis nasional untuk pemenuhan gizi masyarakat, Sarden ABC hadir sebagai alternatif sumber protein yang diproduksi dengan standar keamanan pangan tinggi, tanpa bahan pengawet, tanpa pewarna buatan, dan tanpa pemanis sintetis. Melalui proses sterilisasi khusus, proses pengalengan Sarden ABC dilakukan untuk memastikan produk ini aman dikonsumsi oleh semua kelompok usia, termasuk anak-anak dan ibu hamil.
Dalam skala yang lebih luas, Sarden ABC, sebagai produk yang telah tersertifikasi 90% TKDN (tingkat komponen dalam negeri) juga aktif berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, dari komunitas ibu, sekolah, akademisi, serta pemerintah, untuk meningkatkan budaya makan ikan di tengah masyarakat, sekaligus membantu penanganan stunting dan defisiensi protein.
Sarden ABC, dengan inovasi dan pendekatan strategisnya, menjadi contoh nyata, bukan hanya sekedar hadir membawa kebaikan dalam makanan dalam kaleng yang aman dan berkualitas, tapi juga mengambil peran untuk turut menjadi solusi menciptakan generasi Indonesia emas 2045 yang sehat, kuat, sambil ikut memperkuat sektor perikanan nasional.
Ketahanan pangan pada akhirnya tercermin dari makanan yang cukup, aman, bergizi, beragam, terjangkau dan di antara pilihan makanan yang kita konsumsi, menu olahan ikan sarden seyogyanya menjadi bagian dari sajian nikmat yang memperkaya gizi masyarakat Indonesia.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)